Gara-gara 2 Momok Ini, Sri Mulyani Was-was APBN Jebol
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah mengawasi potensi anggaran subsidi yang kemungkinan jebol hingga Rp 650 triliun - Rp 680 triliun. Hal ini ditenggarai akibat tingginya harga minyak yang rata-rata mencapai US$ 100 per barel dan pertumbuhan konsumsi bahan bakar dari masyarakat.
Melihat potensi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan pihaknya masih terus mewaspadai pergerakan harga minyak ke depannya.
"Paling tidak dua faktor dominan yang mempengaruhi harga minyak dan komoditas tahun depan," papar Sri Mulyani, dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia", Rabu (7/9/2022).
Pertama, potensi resesi tahun depan, terutama bagi AS dan Eropa. "AS, Eropa jelas potensi resesi tinggi karena inflasi mereka sangat tinggi, 40 tahun tertinggi saat ini. Oleh kareta itu, direspon kenaikan suku bunga dan likuiditas yang diketatkan," ujar Sri Mulyani.
Jika negara maju benar-benar masuk ke zona resesi, maka Sri Mulyani yakin permintaan minyak turun sehingga harga tidak akan mencapai US$100 per barel.
Faktor kedua yang diwaspadai Sri Mulyani adalah perang. Dari pertemuan Jokowi dan kedua pemimpin, baik Ukraina dan Rusia, perang tampaknya tidak akan usah dalam satu atau tiga bulan ke depan.
"Selama perang terjadi, karena rusia di embargo dan AS waktu pertemuan G20 Janet Yellen akan membuat price cap dan sekarang diadopsi oleh G7," ungkapnya.
"Kita melihat bahwa oil becoming an instrument of war. Masing-masing menggunakan itu," lanjut Sri Mulyani.
(haa/haa)