Sarasehan 100 Ekonom

Ekonomi Global Masih Kacau Balau, RI Harus Hati-Hati!

hadijah, CNBC Indonesia
Rabu, 07/09/2022 11:09 WIB
Foto: Sambutan Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad di acara Sarasehan 100 Ekonom (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi dunia hingga saat ini masih dibayangi oleh ketidakpastian. Kondisi ini menimbulkan risiko penurunan pertumbuhan ekonomi, stagflasi, dan guncangan pasar keuangan.

Hal ini ditambah dengan perang antara Ukraina dan Rusia yang memberikan dampak berkepanjangan serta tingginya harga komoditas dan aksi proteksionisme.


Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menuturkan dampaknya telah dirasakan Indonesia selama satu tahun terakhir.

Sisi positifnya, harga komoditas yang tinggi mendorong pertumbuhan kinerja perdagangan dan surplus APBN, sehingga pertumbuhan berhasil mencapai 5,44%.

Namun, menurutnya Indonesia tetap dihadapkan oleh ketidakpastian dari harga komoditas minyak.

"Dengan terpaksa, harga BBM harus naik, meskipun subsidi telah dinaikkan. Ini dilakukan agar daya beli tetap terjaga, terutama masyarakat miskin," katanya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia "Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia", Rabu (7/9/2022).

"Namun, hal ini saja tidak cukup. Ini perlu diantisipasi dengan baik. Perlu kerja sama kuat dari seluruh stakeholder, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, media, bahkan kalangan akademisi untuk menjadi bagian dari upaya normalisasi perekonomian," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar semua kalangan masyarakat berkonsolidasi, terutama karena kini dunia menghadapi goncangan besar, mulai dari perang, krisis pangan, finansial, hingga energi.

Dia menyebut bahwa konsolidasi diperlukan karena arah ke depan kondisi geopolitik dunia masih belum jelas. Dari pandemi, Jokowi melihat semua pihak bisa belajar banyak menghadapi guncangan-guncangan.

Oleh karena itu, dia melihat konsolidasi diperlukan oleh semua pihak, pemerintah pusat, provinsi, daerah sampai ke tingkat RT, bergabung dengan Ormas, TNI, Polri.

"Konsolidasi seperti itu yang harus kita bersama-sama lakukan karena perang, karena krisis energi, pangan, finansial dan bisa konsolidasi dari atas sampai ke bawah," tegas, di depan para ekonom, Rabu (07/09/2022).


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran-Israel Memanas, RI Hadapi Risiko Kenaikan Harga Minyak