Pak Jokowi, Buruh Ancam Terus Demo Sampai Harga BBM Turun

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
07 September 2022 07:10
Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih berlangsung. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, pihaknya masih akan melanjutkan aksi unjuk rasa hingga pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM.

Pada hari Selasa (6/9/2022), KSPI dan massa Partai Buruh melakukan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta. Aksi yang disebut diikuti ribuan massa itu, mulai bubar pada pukul 14.40 WIB.

Ada tiga tuntutan buruh dalam unjuk rasa kali tersebut, yaitu menolak kenaikan harga BBM, omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja, dan menuntut kenaikan UMK 2023 sebesar 10-13%.

Iqbal mengatakan, aksi lanjutan masih akan terus dilakukan sampai bulan Desember mendatang jika tidak ada tindak lanjut dari pemerintah atau wakil rakyat.

"Aksi akan bergelombang hari Kamis aksi akan bergelombang sampa puncaknyai awal Desember atau akhir November diturunkan ke Kabupaten Kota, dari serikat buruh daerah diikuti 5 juta buruh, stop produksi semua keluar dari produksi dan dilakukan secara konstitusional dengan pemberitahuan," kata Said ditemui di depan Gedung Parlemen, Selasa (6/9/2022).

Said menyayangkan demo yang dilakukan di depan Gedung DPR ini belum di gubris oleh Pimpinan DPR.

Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)Foto: Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

"Kami berharap pimpinan DPR keluar menyambut tuntutan buruh, petani nelayan, PRT, dan guru honor tapi ampai siang ini mereka tidak keluar nampaknya mereka takut untuk buat panja atau pansus," kata Said.

Said mengatakan jumlah personel dari anggotanya yang diturunkan mencapai 2000-an orang. Dia juga mengatakan kemungkinan akan melakukan demo di depan gedung parlemen dalam waktu dua hingga tiga minggu lagi.

Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)Foto: Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Sejumlah aliansi buruh melakukan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Demo ini menuntut 3 tuntutan yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan kenaikan upah UMK 2023 sebesar 10-13%. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Syok, Harga BBM Seluruh SPBU RI Kompak Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular