India Galau soal Sanksi Minyak Rusia dari G7, Mau Bela Siapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Negara Kelompok 7 (G7) dilaporkan akan mengenakan batasan pada harga minyak Rusia. Menteri Perminyakan India, Shri Hardeep Singh Puri, mengatakan negaranya akan dengan hati-hati menilai apakah akan mendukung proposal G7 tersebut.
"Ada banyak percakapan yang terjadi karena sejumlah besar faktor," kata Puri di Gastech 2022 di Milan, Italia pada Senin (5/9/2022), melansir CNBC International.
Ditanya apakah India akan menandatangani proposal G7 untuk membatasi harga minyak Rusia, Puri mengatakan ekonomi dunia masih menyesuaikan diri dengan dampak pandemi Covid-19 dan serangan Rusia ke Ukraina.
"Sekarang, apa maksud dari proposal itu? Kami akan melihat dengan sangat hati-hati," katanya.
Puri menambahkan bahwa masih belum jelas negara mana yang akan mengambil bagian dalam pembatasan harga pada minyak Rusia dan apa implikasi yang mungkin dapat berarti bagi pasar energi.
Sebagaimana diketahui, China dan India telah meningkatkan pembelian minyak Rusia setelah serangan Kremlin ke Ukraina, dengan memanfaatkan potongan harga.
Puri mengatakan India mengkonsumsi sekitar 5 juta barel minyak per hari dan ini sebagian besar berasal dari Irak, Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA).
Rusia menyumbang hanya 0,2% dari impor minyak India pada akhir Maret, kata Puri, mencatat beberapa mengkritik India karena meningkatkan pasokan minyak Rusia setelah serangan Kremlin ke Ukraina.
"Saya mengatakan orang Eropa membeli lebih banyak dalam satu sore daripada yang saya lakukan dalam seperempat. Saya akan terkejut jika kondisinya tidak seperti itu. Tapi ya kita akan beli dari Rusia, kita akan beli dari mana saja," kata Puri.
Puri juga menanggapi terkait konflik moral dengan membeli minyak Rusia di tengah serangan Kremlin di Ukraina.
"Tidak, tidak ada konflik. Saya memiliki kewajiban moral kepada konsumen saya. Apakah saya sebagai pemerintah yang terpilih secara demokratis menginginkan situasi di mana pompa bensin mengering? Lihat apa yang terjadi di negara-negara di seluruh India," tambahnya.
Sebelumnya Uni Eropa (UE) telah meminta China dan India untuk mengambil bagian dalam inisiatif G7 untuk mengurangi keuntungan yang diperoleh Rusia dari penjualan minyak.
Para menteri keuangan yang mewakili negara-negara G7 yang terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Jepang pada Jumat menyetujui rencana untuk menerapkan mekanisme pembatasan harga untuk ekspor minyak Rusia.
Inisiatif ini dirancang untuk membatasi kemampuan Kremlin untuk mendanai serangan gencarnya di Ukraina dan melindungi konsumen dengan lebih baik di tengah melonjaknya harga energi.
Meski begitu, belum jelas bagaimana G7 akan menerapkan rencana pembatasan harga. Rinciannya diperkirakan akan diselesaikan sebelum awal Desember ketika sanksi UE atas impor minyak mentah Rusia mulai berlaku.
Di sisi lain, Rusia berjanji untuk mengambil tindakan pembalasan atas proposal tersebut dan mengatakan akan berhenti menjual minyak ke negara-negara yang mengenakan batasan harga pada ekspor energi Rusia.
(tfa/luc)