Gak Imbangnya Perang di Ukraina Terbaca Inggris, Putin Lemah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris mengatakan tentara Rusia saat ini menghadapi berbagai masalah selama perang di Ukraina. Hal ini memperlihatkan bahwa para pasukan Presiden Vladimir Putin mulai melemah.
Pasukan Rusia dilaporkan menghadapi masalah-masalah seperti moral dan disiplin karena komplikasi pembayaran ditambah kurangnya jatah serta pasokan lainnya.
Masalah moral yang turun ini juga diakibatkan oleh kelelahan dan jumlah korban perang yang tinggi, di mana lebih dari 75.000 orang Rusia tewas atau terluka selama perang berlangsung di Ukraina.
Beberapa sumber menyatakan angka-angka ini mewakili setengah dari jumlah total tentara yang dikirim Rusia untuk berperang dalam perang Ukraina.
"Pasukan Rusia terus menderita di Ukraina. Selain kelelahan tempur dan korban yang tinggi, salah satu keluhan utama dari tentara Rusia yang dikerahkan mungkin terus menjadi masalah dengan gaji mereka," kata Kemhan Inggris, dilansir Express.
Pembaruan ini datang pada saat Ukraina telah memulai serangan untuk merebut kembali wilayah yang telah diambil Rusia selama konflik enam bulan.
Laporan Kemhan Inggris juga berbicara tentang masalah dengan gaji tentara Rusia, yang dapat berkontribusi pada moral yang rendah. Laporan tersebut menyatakan bahwa tentara Rusia dibayar dengan gaji inti sederhana, ditambah tidak dibayarnya berbagai bonus dan tunjangan.
Menurut pernyataan itu, kemungkinan ada masalah signifikan dengan bonus tempur yang tidak dibayarkan.
"Kurangnya bonus adalah karena birokrasi militer yang tidak efisien, status hukum yang tidak biasa dari 'operasi militer khusus', dan setidaknya beberapa korupsi langsung di antara para komandan," ujar Kemhan Inggris.
Mereka juga juga mengatakan tentara Rusia tidak mendapatkan pasokan yang cukup. Dipastikan rasa semangat pasukan mungkin terus menurun di musim dingin, karena kondisi cuaca di zona perang saat ini diperkirakan akan sangat dingin, dengan suhu rata-rata mendekati titik beku di akhir tahun.
"Militer Rusia secara konsisten gagal memberikan hak dasar kepada pasukan yang dikerahkan di Ukraina, termasuk seragam, senjata dan jatah yang sesuai, serta gaji. Ini hampir pasti berkontribusi pada moral rapuh yang berkelanjutan dari sebagian besar pasukan," tambahnya.
Pada Agustus, Putin sempat menandatangani perintah untuk meningkatkan tentara Rusia sebesar 10%, sehingga tentara akan memiliki 1,15 juta prajurit pada tahun 2023.
(tfa/luc)