'Tancap Gas' BBM Naik, Bos Angkutan Truk Naikkan Ongkos 25%

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pengusaha bus menyepakati tarif baru harga armadanya setelah adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, utamanya di solar. Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Astrindo) langsung membicarakan persoalan ini usai adanya kenaikan harga.

"Sehubungan dengan Keputusan Pemerintah yang telah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Solar sebesar 32%, yakni dari harga Rp.5.150,- menjadi Rp. 6.800,- dan berdasarkan Hasil Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Aptrindo di perluas pada hari Sabtu tanggal 03 September 2022 jam 19.00 WIB, telah di putuskan Penyesuaian Harga Angkutan 25%," tulis Aptrindo yang ditandatangani Ketua Umum Gemilang Tangan.

Penyesuaian tarif sebesar 25% berlaku untuk truk berukuran besar dengan ukuran roda lebih dari 6 ban. Sementara yang lainnya, yakni terjadi penyesuaian dengan nilai lebih kecil.

"Truck sedang dengan roda berjumlah 6 ban terjadi kenaikan 23%. Truck kecil dengan roda 4 ban ada kenaikan 21%," tulis Aptrindo.

Masyarakat dan pengguna jasa truk pun harus merogoh kocek lebih dalam akibat kenaikan tarif ini. Penyesuaian bakal berlaku di seluruh Indonesia, karena penyesuaian ini berlaku di semua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Aptrindo.

"Agar dilaksanakan menurut tujuan/kota/zona di daerah masing-masing," tulis Aptrindo.

Pengusaha mau tidak mau mengambil opsi menaikkan harga karena biaya logistik bakal lebih mahal. Pasalnya, Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan, subsidi, hingga non subsidi.

Yang paling terasa bagi pengusaha truk adalah kenaikan harga solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Penyesuaian harga BBM tersebut berlaku satu jam sejak diumumkannya pada Sabtu (3/9/2022) yakni berlaku sejak pukul 14.30 WIB.

(hoi/hoi) Next Article Resmi! Pertamina Turunkan Harga BBM Pertamax Cs