Parlemen Rusia Desak Eropa Hidupkan Pipa Gas Nord Stream 2
Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa dapat mengatasi krisis energinya dengan menghapus sanksi terhadap Rusia dan meluncurkan kembali pipa gas Nord Stream 2. Ide ini disampaikan Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen (Duma Negara) Rusia.
Sekutu Presiden Vladimir Putin ini mengatakan keamanan energi tidak mungkin dapat dilakukan tanpa campur tangan Rusia.
"Momen kebenaran telah datang bagi para pemimpin Eropa. Mereka memiliki dua jalan keluar dari situasi yang mereka ciptakan untuk diri mereka sendiri," tulis Volodin di Telegram, Jumat (2/9/2022), dilansir Reuters.
"Yang pertama. Cabut sanksi ilegal terhadap negara kita dan luncurkan Nord Stream 2. Yang kedua. Membiarkan semuanya apa adanya, yang akan menyebabkan masalah ekonomi dan membuat hidup lebih sulit bagi warga."
Adapun, Eropa secara sukarela mulai memotong konsumsi energi mereka, termasuk membatasi penggunaan peralatan listrik dan mandi di tempat kerja untuk menghemat uang, sementara perusahaan bersiap untuk kemungkinan penjatahan.
Jerman sebelumnya menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 Laut Baltik pada 22 Februari, dua hari sebelum Rusia mengirim pasukannya dan menyerang Ukraina dan setelah Kremlin secara resmi mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur.
Proyek energi paling memecah belah di Eropa, dengan biaya US$ 11 miliar, selesai pada September 2021, tetapi terhenti karena menunggu sertifikasi dari Jerman dan Uni Eropa.
Tindakan militer Moskow di Ukraina telah memicu sanksi besar-besaran dari Barat, menyebabkan pemotongan pasokan energi dari Rusia dan memicu inflasi di seluruh dunia ke level tertinggi multi-tahun.
Pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 yang masih beroperasi, yang berjalan paralel dengan Nord Stream 2 di dasar Laut Baltik, telah berkurang hingga seperlima dari kapasitas normal dan dihentikan sama sekali pada Rabu untuk pemeliharaan selama tiga hari.
Rusia menyebut peralatan yang rusak atau tertunda sebagai alasan utama untuk mengurangi pengiriman melalui Nord Stream 1. Barat menuduh Rusia menggunakan energi sebagai alat pemaksaan politik, yang dibantah Moskow.
Raksasa gas milik negara Rusia Gazprom memiliki seluruh pipa Nord Stream 2 tetapi membayar setengah biaya, dengan sisanya ditanggung bersama oleh Shell, OMV Austria, Engie Prancis, dan Uniper Jerman, serta Wintershall DEA.
(tfa/luc)