Pantas Kuota Pertalite Habis September, Ini Biang Keroknya

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
31 August 2022 14:25
Suasana antrean pengisian BBM di SPBU Pertamina, kawasan Kuta, Bali, Rabu (31/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana antrean pengisian BBM di SPBU Pertamina, kawasan Kuta, Bali, Rabu (31/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memperkirakan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis bensin Pertalite (RON 90) akan habis pada akhir September 2022 ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani belum lama ini mengatakan bahwa hingga Juli 2022, kuota bensin Pertalite telah terserap 16,84 juta kilo liter (kl) atau 73% dari kuota yang dialokasikan tahun ini sebesar 23,05 juta kl.

Sementara Solar subsidi sudah dikonsumsi sebanyak 9,88 juta kl atau 65% dari kuota tahun ini sebesar 15,10 juta kl.

Melihat tren ini, maka diperkirakan kuota Solar subsidi akan habis di Oktober, Sementara Pertalite diperkirakan akan habis di akhir September 2022.

"Pertanyaannya mau nambah (subsidi) atau tidak, kalau nambah dari mana? Suruh ngutang?" kata Sri Mulyani dalam rapat dengan DPD RI, Kamis (25/8/2022).

Dia mengatakan, Solar subsidi saat ini dijual pada harga Rp 5.150 per liter, sementara harga keekonomiannya adalah Rp 13.950/liter. Sedangkan untuk Pertalite, harga jual saat ini sebesar Rp 7.650 per liter, sementara harga keekonomiannya mencapai Rp 14.450 per liter.

"Ada perbedaan Rp 6.800 itu harus kita bayar ke Pertamina, itulah subsidi kompensasi," tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun menyebut, konsumsi Pertalite hingga akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai 29,07 juta kl atau 126% dari kuota, sedangkan Solar subsidi diperkirakan mencapai 17,44 juta kl atau 115% dari kuota.

Lantas, mengapa kuota BBM bersubsidi, terutama jenis bensin Pertalite ini bisa jebol?

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, kuota bensin Pertalite yang ditetapkan tahun ini sebesar 23,05 juta kl tidak ada perubahan dibandingkan realisasi konsumsi Pertalite pada 2021 lalu, atau bahkan lebih rendah dibandingkan penyerapan tahun lalu.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi penyerapan bensin Pertalite (RON 90) pada 2021 mencapai 23,29 juta kl. Jumlah konsumsi Pertalite ini meningkat 28% dibandingkan penyerapan pada 2020 yang sebesar 18,14 juta kl.

Dengan menetapkan kuota Pertalite 23,05 juta kl pada 2022 ini, artinya pemerintah mengasumsikan tidak ada pertumbuhan konsumsi Pertalite pada tahun ini dari tahun lalu, bahkan menurun.

Hal ini tentunya menjadi salah satu faktor mengapa kuota bensin Pertalite ini bisa jebol, di luar faktor-faktor lainnya seperti pertumbuhan ekonomi di mana mobilitas masyarakat juga semakin bertambah seiring dengan penularan kasus Covid-19 yang bisa semakin terkendali dan juga dihapusnya bensin Premium (RON 88) sejak awal tahun ini.

Dari perpindahan konsumen bensin Premium ke Pertalite saja seharusnya sudah menambah konsumsi bensin RON 90 tersebut. Pada 2021 konsumsi bensin Premium tercatat masih ada sekitar 3,36 juta kl.

Begitu pun dari sisi pertumbuhan ekonomi, di mana pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,2% dibandingkan 2021 lalu.

Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro sempat mengatakan bahwa konsumsi Pertalite seharusnya bisa mencapai sekitar 30 juta kl, termasuk dengan asumsi adanya perpindahan konsumen bensin Premium.

"Tetapi kita sama-sama paham, mengenai kapasitas fiskal, saya kira pemerintah juga memahami volumenya yang rasional itu mungkin sekira 28 sampai 30 juta kl. Tapi ruang fiskalnya yang ada adalah untuk 23 juta kl," ujar Komaidi dalam Economic Challenges, Selasa Malam (12/7/2022).

Sehingga menurut Komaidi, perlu upaya lebih agar kuota BBM Pertalite mencukupi hingga 31 Desember 2022. Salah satunya dengan menyaring siapa yang berhak membeli BBM itu di lapangan.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamax Sudah Turun, Kok Pertalite Masih Rp10.000/liter?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular