Jokowi Bicara UMKM yang Tiba-tiba Kaya Mendadak Cuma 6 Bulan

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia

31 August 2022 11:45

Foto: Mengawali kunjungan kerjanya di Provinsi Papua, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meluncurkan Papua Football Academy (PFA) di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Rabu, 31 Agustus 2022. (Dok: Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menghadiri acara Pemberian NIB ke Pelaku UMK di Papua pada Rabu (31/8/2022) sebagai lanjutan agenda pemberian NIB di 20 daerah tahun ini.

Dalam sambutannya, Jokowi menuturkan kepemilikan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Online Single Submission (OSS) bisa memudahkan pelaku usaha UMK untuk mengakses permodalan usahanya ke Bank melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Meski begitu, Jokowi mewanti-wanti agar para pelaku usaha UMK tidak menggunakan dana pinjaman dari KUR untuk membeli barang kenikmatan pribadi, seperti untuk membeli sepeda motor dan mobil.

Menurutnya, akan ada dampak yang sangat merugikan bagi mereka yang menyalahgunakan dana KUR. Hal ini berkaca pada pengalaman Jokowi sewaktu masih menjadi pengusaha kayu, dimana banyak teman-temannya yang jatuh rugi karena menggunakan pinjaman bank untuk hal yang lain.

Baca:

Jokowi Ungkap Mesin Tersembunyi yang Bikin Ekonomi RI Tokcer

"Karena teman-teman saya dulu waktu saya masih menjadi pengusaha UMKM, banyak yang 'jatuh' karena keliru ngitung, kemudian pinjam untuk beli mobil. Senangnya hanya 6 bulan. Gak bisa cicil bank, gak bisa cicil dealer, mobil diambil, dengan bank juga bermasalah," ujar Jokowi.

Untuk itu, Jokowi menasihati para pelaku UMKM yang sudah memiliki NIB untuk mengkalkulasi dan dihitung secara detail sebelum mengajukan pinjaman permodalan lewat KUR. Karena KUR sejatinya bukan menjadi milik perseorangan, namun dana yang harus dikembalikan.

"Itu duit bank yang harus dikembalikan, dicicil, dan diangsur setiap bulan. Kalau dihitung tidak masuk, gak usah minjem, kalau dihitung masih bisa ngangsur, silahkan pinjem," terangnya.

Jokowi menambahkan, pinjaman tersebut harus digunakan sebaik-baiknya untuk modal kerja, investasi, usaha. Jika mendapat keuntungan dan memiliki dana sendiri yang cukup, barulah pelaku usaha dinasihatkan Jokowi untuk dipersilahkan membeli barang yang diinginkan.

"Nanti kalau dapat keuntungan, sisihkan, kalau cukup silahkan kalau beli mobil, tapi jangan pakai pinjaman pokok bank beli yg lain-lain, saya titip itu aja," pungkas Jokowi.