Menteri ESDM Ungkap Peluang dan Tantangan RI Perbesar EBT

Bali, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkapkan konsumsi energi untuk listrik pada 2060 berpotensi mencapai 500 Giga Watt. Hal ini disampaikan saat memberi sambutan dalam seremoni penandatanganan MoU oleh Pertamina dan mitra untuk mengembangkan energi hijau, pada Selasa (30/8/2022)
Indonesia, tutur Arifin, memiliki segudang potensi energi alam sebagai modal untuk mengembangkan energi baru terbarukan seperti hydrogen, geotermal, bio-energy, dan angin.
"Bagaimana caranya kita memanfaatkan peluang baik untuk bisnis dan peluang yang baik untuk mencapai hidup yang lebih baik di masa depan," tutur Arifin.
Oleh sebab itu inisiatif dan kolaborasi dibutuhkan dalam pengembangan energi hijau. Sebagai catatan, Indonesia memiliki target mencapai bersih emisi atau net zero emission pada 2060.
Untuk mencapai target ada banyak hal yang perlu dilakukan, investasi yang banyak, juga ditambah dengan teknologi. Dalam perencanaannya, Indonesia telah mematok target untuk mulai mengurangi emisi dalam jangka waktu 10 tahun, yakni pada 2020 hingga 2030.
Salah satu caranya adalah mengkonversi transportasi dari bahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Ini tak lepas dari peran besar transportasi dalam menyumbang emisi Karbondioksida (CO2).
"Transportasi berkontribusi dalam angka yang signifikan untuk emisi. " kata Arifin. Arifin menilai peran Pertamina untuk mereduksi emisi penting. Pertamina pun akan diuntungkan dengan adanya efisiensi menggunakan bauran energi.
Hal ini sebelumnya diungkapkan oleh Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia (PPI) Dannif Danusaputro yang mengatakan penggunaan energi tenaga matahari mampu menghemat biaya operasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebesar 5% hingga 10%, pada Selasa (30/8/2022).
Lebih jauh transisi energi dipandang Arifin dapat berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. Arifin turut berkomentar mengenai kerja sama antara PT Pertamina dan Jogmec mengenai gas dan minyak dianggap potensial untuk mengembangkan proyek migas di Indonesia. Terutama migas masih sangat penting bagi Indonesia.
Indonesia tetap akan bertahap melakukan transisi energi, di sisi lain reduksi karbon tetap akan dilakukan. "Hydrogen adalah game changer untuk menggantikan bahan bakar fosil," kata Arifin.
"Pertanyaanya kapan? Seperti saya katakan dimulai dari kecil dan menjadi bagian besar."
[Gambas:Video CNBC]
Menteri ESDM Tinjau Kesiapan GES Pertamina di Bali
(ras/ras)