Bukan Main-Main, Ada Bengkel Pesawat 'Raksasa' di Batam

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
29 August 2022 12:22
Batam Aero Technic (BAT) sebagai pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara (Maintenance, Repair, Overhaul/ MRO) member of Lion Air Group senantiasa mengembangkan kapabilitas dan kemampuan. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel P)
Foto: Batam Aero Technic (BAT) sebagai pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara (Maintenance, Repair, Overhaul/ MRO) member of Lion Air Group senantiasa mengembangkan kapabilitas dan kemampuan. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel P)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di Batam, Kepulauan Riau, memiliki bengkel atau Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). pesawat besar  Batam Aero Technic (BAT) yang memiliki investasi Rp 7,29 triliun. Adanya bengkel ini bisa menekan efisiensi dari pasar MRO per tahunnya secara nasional mencapai Rp 26 triliun.

Kawasan Batam merupakan tujuan investasi yaitu Batam menjadi salah satu perhatian. Selain itu, kota Batam juga terus melakukan pengembangan di berbagai bidang, salah satunya yang terkait dengan industri yang mendukung penerbangan nasional.

Dengan memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kota Batam saat ini telah memiliki Batam Aero Technic (BAT) yang merupakan bagian dari Lion Group milik pengusaha Rusdi Kirana.

Sebagai pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara, BAT yang mulai beroperasi tahun 2014 di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam memiliki kegiatan utama berupa industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).

Dengan nilai investasi sebesar Rp7,29 triliun, kehadiran KEK ini diproyeksikan dapat menghemat devisa rata-rata 30%-35% dari kebutuhan perawatan (MRO) Maskapai Penerbangan Nasional senilai Rp26 triliun per tahun. Dengan adanya peningkatan kapasitas SDM di bidang MRO, secara bertahap penyerapan jumlah tenaga kerja BAT
mencapai 9.976 tenaga kerja pada 2030.

"Mudah-mudahan kita bisa sedikit mendorong supaya tiket tidak mahal, dari efisiensi di komponen biaya yang kedua mengenai perawatan yang 25-30% tadi. Nah, kalau kita bisa efisienkan di sana, pemerintah bisa menekan lagi, sehingga traffic penumpang ini bisa menggerakkan ekonomi," ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat mengunjungi BAT bersama rombongan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dikutip Senin (29/8).

Guna memastikan pesawat udara beroperasi dengan lancar, dinyatakan layak dan aman dioperasikan (airworthy for flight), saat ini BAT telah mendukung operasional perawatan pesawat di lebih dari 40 bandar udara.

Sementara itu, BAT sendiri juga optimis akan mampu meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini sejalan dengan rancangan kerja
berkelanjutan (master plan). Harapan utamanya yakni dapat mewujudkan perawatan pesawat yang terintegrasi, sehingga dapat menekan angka pekerjaan berbagai perawatan pesawat ke luar negeri.

Dalam jangka menengah, BAT diharapkan mampu menangkap berbagai peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar US$100 miliar pada tahun 2025.

Dukungan Pemerintah terhadap BAT dalam pengembangan usahanya telah diwujudkan dalam pembentukan KEK yang didesain untuk turut mendukung pertumbuhan dan pengembangan investasi di Indonesia.

"Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong investasi yang ada di Batam. Sehingga tidak hanya untuk Batam saja tetapi juga mampu berkontribusi untuk perekonomian nasional," kata Susiwijono.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular