Sri Mulyani: Solar Seharusnya Rp13.950, Pertalite Rp14.450

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 25/08/2022 19:51 WIB
Foto: Infografis/ Pensiunan PNS Bebani Negara/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa subsidi yang ditetapkan sebesar Rp 502 triliun diperkirakan tidak akan cukup menutupi kebutuhan masyarakat. 

Di dalam rapat kerja bersama DPD RI, di gedung DPR/MPR RI, Kamis (25/8/2022), Sri Mulyani mengungkapkan perihal harga keekonomian Pertalite dan Solar, tanpa intervensi subsidi ataupun kompensasi.

"Kita menggunakan asumsi US$ 100 per barel. Januari - Juli ini, harga rata-rata dari ICP minyak Indonesia di US$ 105, ada beda US$ 5. Yang kita mintakan US$ 100 tapi ternyata US$ 105," ungkap Sri Mulyani.


Dari perbedaan itu, menurut Sri Mulyani, harga keekonomian solar sebenarnya Rp 13.950 per liter. Harga tersebut menggunakan patokan ICP US$ 100 per barel dan nilai tukar Rp 14.450 per dolar AS.

Sementara itu harga solar subsidi saat ini Rp 5.150. "Jadi bedanya antara harga sebenarnya dengan harga berlaku itu Rp 8.300 per liter," ujar Sri Mulyani.

Kemudian, untuk Pertalite, dia mengatakan harga jual saat ini sebesar Rp 7.650 per liter. Harga yang mengacu pada asumsi ICP dan nilai tukar sebenarnya telah mencapai Rp 14.450 per liter.

"Ada perbedaan Rp 6.800 itu harus kita bayar ke Pertamina, itulah subsidi kompensasi," tegasnya.

Sri Mulyani melanjutkan subsidi lebih besar lagi yang harus ditanggung pemerintah adalah subsidi LPG tabung 3 kg. Harga LPG tabung 3 kg hanya Rp 4.250 per kg. Harga keekonomiannya seharusnya Rp 18.500 per kg. Dengan demikian subsidinya lebih besar, sekitar Rp 18.500 per tabung.

"Karena besaran inilah, waktu menyampaikan di DPR subsidi [awal] Rp 158 triliun jelas tidak cukup dan ini baru masalah harganya," ujarnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 8 Jurus Sri Mulyani Tembuskan 8%!