
Jokowi Tolak China & Arab Ogah Ekspor Beras, Stok Aman?
adan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis, hasil Survei Cadangan Beras Nasional tahun 2022.

Karyawan memeriksa stok gudang beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (24/8/2022). Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan, Indonesia belum akan membuka keran ekspor untuk beras, termasuk menolak permintaan China dan Arab Saudi. Meski Indonesia sudah mengantongi predikat swasembada beras dari IRRI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis, hasil Survei Cadangan Beras Nasional tahun 2022. Hasil survei menunjukkan, per akhir Juni 2022, tercatat stok beras di Indonesia mencapai 9,71 juta ton. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sebaran stok beras nasional per akhir Juni 2022 adalah sebanyak 67,94% ada di rumah tangga, sebanyak 11,40% lainnya ada di Bulog. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sedangkan, di penggilingan ada 7,15% dan pedagang ada 10,67%. Proporsi stok beras di rumah tangga dan Bulog cenderung meningkat selama Maret-Juni 2022. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Mengutip berita CNBC Indonesia, "China minta beras 2,5 juta ton. Dari Saudi minta sebulan 100 ribu ton beras. Saat ini kita belum berani. Tapi begitu produksinya melompat karena bapak ibu terjun ke situ bisa saja melimpah dan bisa kita ekspor. Dengan harga yang sangat feasible, harga sangat baik," kata Jokowi. Jokowi mengatakan, efek domino perang Rusia-Ukraina yang salah satunya telah mengganggu rantai pasok gandum dunia. Dan memicu efek domino hingga lonjakan harga-harga pangan dan komoditas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kondisi itu, diperparah aksi berbagai negara yang melakukan pembatasan bahkan pelarangan ekspor. Awalnya, kata Jokowi, hanya ada 6 negara yang membatasi ekspor, namun kini sudah berkembang menjadi 23 negara. Indonesia sendiri, kata dia, harus bersyukur telah mampu menjaga ketahanan pangan dengan baik dan swasembada beras selama 3 tahun. Sebagaimana telah diakui oleh IRRI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)