Harga Pertalite Naik Pekan Depan? Menteri ESDM Bilang Begini

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
21 August 2022 08:00
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini tengah mengkaji berbagai opsi untuk menjaga pasokan BBM Bersubsidi. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan di tengah tingginya harga BBM, pemerintah berkomitmen untuk mengupayakan ketersediaan BBM untuk masyarakat.

Namun demikian, saat ini sedang disiapkan beberapa opsi BBM Bersubsidi yang memang diperuntukan masyarakat berdaya beli menengah ke bawah dapat tepat sasaran.

"Saat ini sedang dikaji banyak opsi secara keseluruhan, nanti kita akan pilih yang terbaik, karena subsidi ini kompensasinya sudah berat sekali, sementara harga minyak masih cukup tinggi," kata Arifin dalam keterangan, Jumat (19/8/2022).

BBM Bersubsidi merupakan BBM yang diberikan subsidi oleh Pemerintah menggunakan dana APBN, memiliki jumlah yang terbatas sesuai dengan kuota.

Harga BBM Bersubsidi ditetapkan pemerintah dan diperuntukkan untuk konsumen pengguna tertentu. Jenis BBM yang termasuk BBM bersubsidi adalah Biosolar dan Pertalite.

Untuk itu, Menteri Arifin meminta kepada masyarakat yang mampu untuk tidak lagi membeli BBM Bersubsidi yang memang bukan peruntukannya.

Jangan sampai yang sudah cukup tetapi membeli PertaliteMenteri ESDM Arifin Tasrif

"Pemerintah terus berupaya agar masyarakat tidak kekurangan bahan bakar. BBM Bersubsidi seperti Pertalite itu hakikatnya untuk membantu masyarakat yang daya belinya itu belum cukup, nah jangan sampai yang sudah cukup tetapi membeli Pertalite," pungkasnya.

Hal ini bertujuan agar subsidi BBM benar-benar tepat sasaran dan berkeadilan. Untuk itu, masyarakat juga harus disiplin menggunakan BBM sesuai dengan haknya.

Kebijakan tak populer

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Economic Update 2022Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Economic Update 2022
Kalau memang APBN tidak mampu memang harus kita putuskan [kenaikan harga BBM]Presiden Jokowi

Dalam wawancara eksklusif kepada CNBC Indonesia, Jokowi mengaku tidak akan ragu untuk mengambil keputusan yang tidak populer, seperti menaikkan harga BBM yang masih subsidi jika kebijakan tersebut memang benar-benar dibutuhkan.

Jokowi menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan pilihan paling terakhir. "Kalau memang APBN tidak mampu memang harus kita putuskan [kenaikan harga BBM]," kata Jokowi.

"Kebijakan itu yang paling penting itu harus mengutamakan rakyat, dengan kalkulasi yang detail, ada angka-angkanya bukan karena populer dan tidak populer. Paling penting memang jangan membebani rakyat," lanjut Jokowi.

Sebelumnya, opsi menaikkan harga BBM sudah diucapkan oleh dua menteri Presiden Joko Widodo.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat angkat bicara mengenai kenaikan harga BBM ini. bahkan dikatakan Presiden bakal mengumumkan harga BBM pada pekan depan khususnya jenis Pertalite.

"Minggu depan Presiden akan mengumumkan terkait apa dan bagaimana mengenai harga BBM ini. Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena harga BBM kita jauh lebih murah di kawasan asia ini, dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," ungkap Menko Luhut dalam Kuliah Umum Menko Marves di Universitas Hasanudin dikutip Minggu (21/8/2022).

"Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena harga BBM kita jauh lebih murah di kawasan Asia ini, dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," tambahnya.

Namun, berbeda dengan Luhut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pemerintah belum akan menaikkan harga BBM Pertalite dan solar subsidi pada kuartal III-2022. Menurutnya, pemerintah masih mengkaji beberapa skenario.

"Masih disampaikan beberapa skenario. Tidak kuartal III-2022," tegas Airlangga, saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Sabtu (20/8/2022).

Airlangga menambahkan pihaknya masih menunggu keputusan dari Presiden Joko Widodo. Selain itu, dia mengatakan subsidi perorangan pun masih harus dirancang dan pemerintah tetap akan memberlakukan penggunaan aplikasi MyPertamina.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sinyal Pertalite Solar Naik, Hingga Inflasi AS Rekor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular