Saat Luhut Ingatkan Mahasiswa Deretan Harta Karun RI

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
19 August 2022 21:40
Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan menjabarkan harta kekayaan alam RI yang bisa dimanfaatkan untuk ekonomi biru.
Foto: Dokumentasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan, Visi Indonesia 2045 adalah menjadi negara maju sebelum 2045 dan pusat peradaban maritim dunia.

Dia pun menjabarkan sejumlah prestasi kemaritiman Indonesia. Sebagai negara maritim, ujarnya, Indonesia berkontribusi untuk pertumbuhan blue economy nasional, regional, dan internasional.

"Kita kaya dengan terumbu karang, padang lamun, hingga mangrove, serta keanekaragaman hayati di laut yang berkontribusi bagi pertumbuhan blue economy," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Jumat (19/8/2022).

Hal itu disampaikan saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar.

Luhut pun menjabarkan deretan kekayaan yang dimiliki Indonesia. Salah satunya, terkait blue economy, yaitu potensi nilai karbon yang besar dari mangrove, lahan gambut, dan juga hutan hujan tropis.

Indonesia memiliki potensi nilai karbon sebesar 33 gigaton dari mangrove, lalu 20,2 gigaton dari lahan gambut, dan 25,18 gigaton dari hutan hujan tropis.

Luhut pun optimistis Indonesia bisa mewujudkan net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

"Kita punya energi baru dan terbarukan seperti dari kelautan, geotermal, bioenergi, angin, matahari, air. Dari total yang ada sebanyak 437,4 giga watt, kita baru hanya pakai 10,4 giga watt saja atau 2,5%. Bayangkan kalau kita bisa memaksimalkan ini," kata Luhut.

Untuk itu, lanjut dia, hilirisasi industri, digitalisasi, dan pengembangan sumber daya manusia menjadi keharusan.

"Indonesia harus terus melakukan perbaikan dan hal ini hanya bisa dilakukan melalui hilirisasi industri dan peningkatan efisiensi melalui digitalisasi. Tidak hanya itu, sumber daya manusianya juga harus didukung," katanya.

"Kita butuh sumber daya manusia yang mumpuni untuk menggerakkan hilirisasi industri ini, terutama di kawasan Indonesia bagian tengah dan timur. Potensi energi baru dan terbarukan sangat banyak di sini. Kalau tidak dimanfaatkan, sayang sekali," pungkas Luhut.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hilirisasi Harga Mati, Larangan Ekspor Diperluas?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular