Makin Panas, China: Kemerdekaan Taiwan Berarti Perang
Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali melontarkan pernyataan keras kepada Taiwan. Kali ini, pernyataan itu diutarakan oleh Duta Besar China untuk Inggris, Zheng Zeguang.
Dalam sebuah tulisan opini di media Inggris, The Guardian, Zeguang mengatakan bahwa Taiwan merupakan bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China sejak zaman dahulu. Bahkan, setelah perang sipil di China selesai pada 1949, pulau itu tetaplah menjadi bagian integral dari wilayah Beijing.
Maka itu, ia mengatakan China akan terus menentang plot kemerdekaan Taiwan. Zeguang juga menegaskan bahwa bila memang plot itu terjadi maka peperangan akan pecah.
"Rakyat China akan dengan tegas menjaga, dengan biaya berapapun, kedaulatan nasional dan integritas teritorial mereka," paparnya dalam kanal opini itu dikutip Jumat, (19/8/2022).
"Kemerdekaan Taiwan berarti perang dan akan menemui jalan buntu. Menentang dan mengalahkan upaya semacam itu dimaksudkan untuk menghindari perang dan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan."
Hal ini kemudian menurutnya menjadi alasan China menentang kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada awal bulan ini. Ia menyebut langkah itu sebagai manuver serius yang melanggar kedaulatan dan juga prinsip satu-China, dimana pemerintahan China yang diakui adalah pemerintahan yang berpusat di Beijing.
"Selama bertahun-tahun, AS telah memainkan 'kartu Taiwan' untuk menahan China dengan menyetujui penjualan senjata ke pulau itu, meningkatkan hubungannya dengan pihak berwenang di sana dan menghilangkan prinsip satu-China," paparnya lagi.
"Pihak berwenang di pulau itu, yang dipimpin oleh partai Progresif Demokratik, telah menolak untuk mengakui konsensus 1992 yang mewujudkan prinsip satu-China."
Lebih lanjut, Zeguang juga menjelaskan bahwa AS harus menghormati China terkait Taiwan. Ini agar hubungan kedua negara besar itu terhindar dari konfrontasi serius.
"China telah melakukan upaya besar untuk mempromosikan perkembangan hubungan China-AS yang sehat dan stabil, tetapi kami tidak akan pernah duduk dan tidak melakukan apa pun dalam menanggapi langkah provokatif yang merusak kepentingan inti kami," tambahnya.
"Hal yang benar untuk dilakukan AS adalah mengakui prinsip satu-China dan tiga komunike bersama China-AS: berhenti memainkan 'kartu Taiwan'; memutuskan hubungan resmi dan kerja sama militer dengan pulau itu; dan berhenti menciptakan krisis lebih lanjut."
(luc/luc)