BUMN Bersiap! 2023 Bakal 'Menyakitkan', Awas Ambruk

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
Jumat, 19/08/2022 11:39 WIB
Foto: Gedung BUMN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpotensi mengalami penurunan laba operasi dan setoran pajak kepada pemerintah akibat gejolak harga minyak.

Kenaikan harga minyak tersebut berdampak pada kenaikan biaya operasi sejumlah perusahaan pelat merah. Setidaknya, ada puluhan BUMN yang diperkirakan akan ‘ambruk’ pada tahun depan.


Hal ini terungkap dalam macro stress test yang dirilis pemerintah dalam Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2023. Dalam stress test ini, sebanyak 24 BUMN meliputi sektor keuangan, energi, karya dan nonkeuangan sebagai sampel.

Dari hasil stress test tersebut, pemerintah menemukan variabel ekonomi makro yang berpengaruh signifikan terhadap penerimaan negara yang bersumber dari BUMN adalah harga minyak bumi dan valas.

"Hal ini dikarenakan besarnya penurunan kontribusi penerimaan negara yang bersumber dari BUMN sektor energi dan transportasi yang disebabkan kenaikan harga minyak," tulis pemerintah dalam buku Nota Keuangan.

Selain itu, kenaikan harga minyak juga menyebabkan kenaikan subsidi yang diberikan Pemerintah kepada BUMN dimana dalam model macro stress test, subsidi dan kompensasi menjadi pengurang kontribusi BUMN terhadap APBN.

Pada tahun depan, tidak menutup kemungkinan timbul risiko baru yang bersumber dari BUMN. BUMN diharapkan telah memiliki rencana mitigasi risiko yang memadai sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat untuk penanganan risiko yang timbul.

Sebagai contoh, BUMN dapat membatasi dan mengendalikan besarnya eksposur perubahan faktor-faktor ekonomi makro, di antaranya melalui pemanfaatan kontrak lindung nilai atas aktiva maupun pasiva yang dimilikinya.


(cha/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Danantara Mau Pangkas 888 Induk-Cucu BUMN Jadi 200 Perusahaan