Mantan Wamen ESDM Bicara Peran Gas Dalam Transisi Energi
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Periode 2016 - 2019, Arcandra Tahar berbicara soal potensi dan pengembangan gas yang ada di Indonesia. Kendati temuan-temuan gas raksasa baru di Indonesia, Arcandra Tahar menyampaikan bahwa gas memiliki potensi untuk digunakan dalam transisi energi.
Arcandra Tahar yang saat ini adalah Komisaris Utama PT PGN Tbk ini, menjelaskan bahwa banyak negara di Eropa yang mengalami krisis energi mulai kembali melakukan eksplorasi terhadap energi fosil yang sebelumnya mereka abaikan.
Adapun strategi yang dilakukan Eropa tersebut menjadi masukan bagi Indonesia dalam pengelolaan energi ke depan. Salah satunya dengan mendorong PGN sebagai Subholding Gas untuk berperan semakin besar dalam pemenuhan gas bumi bagi sektor-sektor strategis di dalam negeri.
"Renewable ini kan nanti yang dibutuhkan adalah kita sepakat gunakan gas sebagai pengganti meskipun fosil, tapi jauh lebih bersih. Masa transisi kita bersepakat gunakan gas, maka setiap penemuan gas patut diapresiasi dan harus di development secepat mungkin karena ini masanya," ujar dia di Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Menurut Arcandra dalam upaya mendukung program RDMP kilang RU V Balikpapan sebagai Proyek Stretegis Nasional, PGN sedang membangun pipa gas Senipah ke Kilang RU V Balikpapan sepanjang 78 KM dengan kapasitas alir 125 MMSCFD. Pembangunan proyek ini sudah dimulai sejak April 2022.
PGN juga mewujudkan investasi strategis yang mengedepankan efisiensi dan sinergi dalam Holding Migas, seperti pada pembangunan Pipa Minyak Rokan. Pipa transmisi minyak sepanjang 342 Km ini akan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan lifting dari Blok Rokan. Dengan kapasitas alir 143.000 - 362.000 BOPD, pengaliran di semua segmen diharapkan dapat direalisasikan pada triwulan IV 2022.
Penggunaan gas bumi di sektor strategis juga menyasar untuk kebutuhan rumah tangga. Pembangunan jargas dengan skema investasi internal jargas Gaskita, ditujukan untuk mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai pengganti LPG, sehingga akan mengurangi impor LPA dan memperbaiki defisit nerasa migas.
Adapun berdasarkan data penggunaan gas bumi pada 650 ribu sambungan rumah tangga di tahun 2021, dapat dilakukan efisiensi energi sebesar Rp 1,78 triliun. Perusahaan kata dia berkomitmen meningkatkan pembangunan infrastruktur pipa gas bumi, sehingga efisiensi dapat juga dinikmati lebih banyak UMKM, komersial, dan industri, khususnya di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
(pgr/pgr)