Terungkap! Pertalite Harusnya Dijual di Atas Rp 13.000/Liter

Anam, CNBC Indonesia
17 August 2022 19:49
Anteran warga membeli bahan bakar Pertalite dan solar yang mulai sulit ditemukan pada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di SPBU di kawasan Jalan Raya Bogor, Sabtu (13/8/202). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Anteran warga membeli bahan bakar Pertalite dan solar yang mulai sulit ditemukan pada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di SPBU di kawasan Jalan Raya Bogor, Sabtu (13/8/202). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto menyatakan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya untuk BBM Pertalite dan Pertamax belum mengalami kenaikan atau bertahan di bawah harga keekonomian. Hal ini lantaran pemerintah telah menyiapkan anggaran subsidi untuk energi di tahun ini mencapai Rp 502,4 triliun.

Misalnya harga Pertalite yang saat ini hanya Rp 7.650 per liter, begitu juga Pertamax atau RON 92 yang saat ini dijual Rp 12.500 per liter.

"Harga Pertamax keekonomian Rp 15.150, namun di eceran masih Rp 12.500 per liter. Dan Pertalite keekonomiannya Rp 13.150 tapi ecerannya Rp 7.650 per liter," ungkap Airlangga dikutip Rabu (17/8/2022).

Dia juga menegaskan bahwa pada tahun ini sektor energi menjadi tantangan. Sehingga pemerintah menyiapkan anggaran subsidi, terutama untuk energi.

Lebih lanjut, Airlangga juga membandingkan harga BBM Pertalite dan Pertamax di Indonesia yang masih jauh di bawah harga BBM dari negara-negara tetangga. Misalnya saja Thailand yang menjual BBM dengan harga Rp 19.500 per liter. Kemudian Vietnam Rp 16.645 per liter dan Philipina mencapai Rp 21.352 per liter.

"Kita masih relatif di bawah (negara-negara) ASEAN," ungkap Airlangga.

Sejatinya, sinyal-sinyal kenaikan harga BBM Pertalite ini sudah sering mencuat. Salah satunya dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia

Bahlil menyadari bahwa kenaikan harga BBM di dalam negeri bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Namun demikian, kondisi keuangan negara dalam menahan kenaikan harga BBM sudah terbata-bata.

"Saya menyampaikan sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi yang lebih tinggi, jadi tolong teman-teman sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang feeling saya harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," kata Bahlil.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsumen Pertalite Disesuaikan Hingga Pesawat Militer Rusia Terbakar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular