Internasional

Duh, Adik Kim Jong Un Diolok-olok Waktu Pidato Soal Covid

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 August 2022 21:14
Bendera Korea Utara Foto: REUTERS/Edgar Su

Jakarta, CNBC Indonesia - Kim Yo Jong kembali muncul di ruang publik. Adik perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un itu hadir untuk mengumumkan berakhirnya krisis Covid-19 di negara tersebut.

Namun tidak sedikit warga Korut yang diam-diam merespons negatif kehadirannya Yo Jong. Menurut mereka, pidato perempuan kelahiran 26 September 1987 itu terlalu kekanakan.

"Mereka mengatakan bahwa Kim Yo Jong tampaknya memiliki martabat yang rendah, karena dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pidato tertulisnya dan membacanya dengan suara gemetar seperti seorang siswa," ujar seorang sumber kepada Radio Free Asia (RFA), dikutip Selasa (16/8/2022).

Sumber Pyongan Utara mengatakan orang-orang yang menonton pidato tersebut kecewa karena Yo Jong tidak menyebutkan upaya apa pun untuk memperbaiki kondisi keuangan warga Korut.

"Pidatonya penuh dengan kata-kata yang hanya memperburuk situasi di semenanjung Korea... Warga mengeluh bahwa jika mereka telah menyatakan kemenangan dalam perang melawan virus corona, mereka sekarang harus mendiskusikan cara untuk menyelesaikan situasi kehidupan yang memburuk," kata sumber kedua di Pyongan Utara.

"Mereka hanya peduli dengan menghasut permusuhan untuk membasmi otoritas Korea Selatan," tambahnya.

Tak hanya itu, sekelompok penonton di Pyongan Selatan bahkan tidak terkesan dengan pidato Yo Jong, menurut penuturan sumber lainnya.

Dalam pidato tersebut, Yo Jong memang lebih fokus pada masalah dengan Korea Selatan (Korsel).

"Yang penting adalah fakta bahwa boneka Korea Selatan masih menyodorkan selebaran dan benda-benda kotor ke wilayah kita," kata Kim Yo Jong dalam pidatonya, merujuk pada praktik organisasi aktivis Korsel yang menerbangkan selebaran anti-rezim dengan balon udara ke wilayah Korut.

Korsel sebelumnya mengesahkan undang-undang anti-selebaran kontroversial pada Desember 2020 yang menghukum pelanggar dengan denda berat dan hukuman penjara beberapa tahun. Meski begitu, satu kelompok aktivis merilis jutaan selebaran baru pada April lalu.

Kim menyiratkan selama pidatonya bahwa selebaran yang terkontaminasi Covid-19 menyebabkan wabah terbaru. "Kami telah mempertimbangkan berbagai rencana tindakan balasan, tetapi tindakan balasan kami harus menjadi tindakan pembalasan yang mematikan," katanya.

Korsel kini telah mencabut pembatasan Covid-19 di pemandian dan restoran secara nasional setelah menyatakan kemenangan atas virus dan mengakhiri perintah darurat maksimum yang telah berlaku sejak Mei lalu. 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tolak Jutaan Vaksin, Ini Strategi Kim Jong Un Tangani Covid


(tfa/vap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading