
Janji Jokowi 2023: Kemiskinan & Pengangguran Turun Tajam

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pengelolaan fiskal yang kuat diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan pada 2023. Angka kemiskinan ditargetkan 5,3% hingga 6% dan angka pengangguran ditargetkan 7,5% hingga 8,5%.
Jokowi mengungkapkan, belanja negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2023 direncanakan sebesar Rp 3.041,7 triliun, yang meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.230 triliun, serta transfer ke daerah sebesar Rp 811,7 triliun.
Dengan pengelolaan fiskal yang kaut, disertai dengan efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, tingkat pengangguran terbuka tahun 2023 diharapkan dapat ditargetkan dalam kisaran 5,3% hingga 6%
"Angka kemiskinan dalam rentang 7,5% hingga 8,5%, rasio gini dalam kisaran 0,375 hingga 0,378, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,31 hingga 73,49," jelas Jokowi pada Rapat Paripurna DPR RI tentang Penyampaian RAPBN TA 2023, Selasa (16/8/2022).
Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105-107 dan 107-108.
Demi untuk membantu masyarakat miskin dan rentan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, Jokowi juga menyebut pada 2023 anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp 479,1 triliun, atau naik 11% dari anggaran Perlinsos pada 2022 yang sebesar Rp 431,5 triliun.
"Reformasi program perlindungan sosial diarahkan pada perbaikan pada perbaikan basis data penerima melalui pembangunan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regosek), penyempurnaan perlindungan sosial sepanjang hayat dan adaptif, subsidi tepat sasaran dan berbasis target penerima manfaat, serta percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem," jelas Jokowi.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Indonesia Meroket, Jokowi: Tetap Hati-hati!
