Bye Krisis Pangan, Produksi Tanaman Pangan Diramal Meningkat

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
16 August 2022 11:45
Ilustrasi Gandum
Foto: Ilustrasi Gandum (Photo by Pixabay via Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekhawatiran akan krisis pangan di dunia tampaknya akan mereda menyusul peningkatan produksi tanaman pangan dunia pada 2022/2023

Menurut laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat, produksi tanaman pangan dunia diperkirakan akan naik produksinya. Salah satunya karena faktor cuaca yang lebih bersahabat untuk panen.

Produksi yang naik termasuk gandum, biji-bijian kasar, dan beras. Hal ini tentunya akan mempengaruhi harga pangan dunia yang saat ini semakin murah.

Indeks Harga Pangan FAO (FFPI) rata-rata 140,9 poin pada Juli 2022, turun 13,3 poin atau 8,6% dari Juni, menandai penurunan harga bulanan selama keempat berturut-turut.

Sebelumnya, harga pangan dunia melejit karena turunnya produksi pangan dunia akibat kekeringan dan konflik antara Rusia dan Ukraina. Dampaknya adalah inflasi yang meningkat.

Namun, lebih parah adalah munculnya tren proteksionisme pangan yang membuat perdagangan dan stok pangan antar negara menipis. Akibatnya risiko kelaparan juga turut meningkat.

Prospek gandum global untuk periode 2022/23 adalah pasokan yang lebih tinggi, konsumsi yang lebih besar, perdagangan yang meningkat, dan stok yang sedikit lebih rendah.

Pasokan diperkirakan akan meningkat sebesar 4,2 juta ton menjadi 1.055,9 juta ton karena produksi yang lebih tinggi.

Sementara, produksi meningkat ke rekor 779,6 juta ton, terutama pada produksi yang lebih tinggi dari Rusia, Australia, dan Cina. Produksi Rusia meningkat 6,5 juta ton ke rekor 88,0 juta di area panen dengan hasil yang lebih tinggi.

Area panen meningkat untuk gandum musim dingin dan musim semi berdasarkan data area yang dirilis oleh Rosstat, badan statistik Rusia. Hasil gandum musim dingin naik pada panen, begitu juga dengan hasil gandum musim semi yang meningkat.

Produksi Australia diperirakan naik 3 juta ton menjadi total 33 juta ton karena kondisi cuaca yang semakin bersahabat dapat menghasilkan panen yang lebih tinggi.

Kemudian produksi China meningkat 3 juta ton menjadi 138 juta ton pada laporan biji-bijian musim panas Biro Statistik Nasional, terutama pada area panen yang lebih tinggi.

Namun, India dan Uni Eropa produksinya diperkirakan turun. Produksi India diperkirakan turun 3 juta ton menjadi 103 juta ton, karena berkurangnya luas panen. Sedangkan produksi UE berkurang 2 juta ton menjadi 132,1 juta ton, sebagian besar karena adanya penurunan produksi di Hungaria, Spanyol, dan Rumania.

Dari sisi konsumsi pada periode 2022/23, konsumsi gandum diproyeksikan meningkat 4,4 juta ton menjadi 788,6 juta ton. Penyebabnya adalah permintaan untuk bahan makanan dan residu yang lebih tinggi dari Rusia dan Australia.

Proyeksi perdagangan gandum global 2022/23 meningkat 3,2 juta ton menjadi 208,6 juta ton karena ekspor yang lebih tinggi oleh Rusia, Australia, Ukraina, Kanada, dan Amerika Serikat, Peningkatan ini mengkompensasa ekspor yang lebih rendah dari UE dan Argentina.

Ekspor Rusia naik ke rekor 42 juta ton karena pasokan ekspor yang lebih besar dan ekspektasi bahwa harga ekspor akan tetap kompetitif. Sementara proyeksi stok akhir dunia 2022/23 berkurang sedikit menjadi 267,3 juta ton dan tetap pada level terendah dalam enam tahun.

Prospek produksi bii-bijian kasar dunia pada bulan ini lebih rendah, perdagangan yang lebih besar, dan stok akhir yang lebih kecil dibandingkan dengan bulan lalu.

Produksi jagung dunia turun, karena produksi di Uni Eropa dan Serbia. Di sisi lain produksi meningkat di Ukraina, Malawi, Rusia, dan Turki. Produksi jagung UE turun tajam karena panas dan kekeringan yang ekstrem memangkas prospek panen di Rumania, Hongaria, Prancis, Italia, Spanyol, Slovakia, Bulgaria, dan Jerman.

Produksi jagung di Ukraina akan lebih tinggi karena curah hujan akhir Juli yang sedang hingga lebat meningkatkan ekspektasi hasil. Produksi jelai asing pada 2022/2023 lebih tinggi dengan peningkatan di Ukraina, Australia, Rusia, Turki, dan Kanada mampu mengimbangi produksi turun di UE.

Perubahan besar perdagangan biji-bijian kasar global pada 2022/23 termasuk perkiraan peningkatan ekspor jagung untuk Ukraina, Serbia, Zambia, dan Rusia. Ekspor turun di UE dan Amerika Serikat.

Namun, impor jagung diperkirakan naik di UE tetapi dikurangi untuk Vietnam. Ekspor sorgum dikurangi untuk Amerika Serikat, sementara impor diturunkan untuk Cina. Ekspor jelai dinaikkan untuk Australia tetapi diturunkan untuk UE. Stok akhir jagung asing untuk 2022/23 turun 4,2 juta ton menjadi 271,4 juta.

Pasokan beras dunia pada 2022/2023 diperkirakan berkurang. Sementara konsumsi dan perdagangan yang sedikit lebih tinggi, namun stok yang lebih kecil.

Pasokan beras diperkirakan turun 4,1 juta ton menjadi 697,3 juta ton, terutama karena stok awal yang lebih kecil di India dan pengurangan produksi di Bangladesh dan India.

Produksi beras dunia 2022/23 diperkirakan hanya sedikit di bawah rekor tertinggi tahun sebelumnya yakni di 186,64 juta ton, naik dari periode sebelumnya sebesar 513,65 juta ton.

Meskipun demikian, produksi India akan turun 2 juta ton menjadi 128,5 juta ton karena cuaca kering di timur laut mengurangi luas area tanam.

Konsumsi beras dunia diperkirakan mencapai rekor, naik sedikit bulan ini menjadi 518,7. Proyeksi stok akhir beras dunia 2022/23 turun 4,2 juta ton menjadi 178,5 juta, sebagian besar karena stok yang lebih kecil di India.

Prakiraan pasokan dan penggunaan minyak nabati global 2022/23 mencakup produksi, penghancuran, ekspor, dan stok akhir yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lalu.

Produksi minyak nabati global meningkat 2,9 juta ton menjadi 646 juta dengan perkiraan yang lebih tinggi untuk kedelai, rapeseed, dan biji bunga matahari.

Selain produksi yang lebih tinggi untuk Amerika Serikat, produksi kedelai untuk China meningkat di area panen yang lebih luas.

Tanaman kanola Australia meningkat 0,7 juta ton menjadi 6,1 juta ton karena kondisi cuaca yang bagus membuat ppanen melimpah.

Tanaman rapeseed Rusia diperkirakan mencapai rekornya di 3,9 juta ton, naik 1,1 juta tn dari perkiraan sebelumnya. Produksi biji bunga matahari Rusia meningkat 1,5 juta ton menjadi 17 juta ton.

Sementara produksi biji bunga matahari turun di UE dan Afrika Selatan. Produksi UE yang lebih rendah mencerminkan kondisi panas dan kering di bulan Juli.

Penghancuran biji minyak global 2022/23 ditingkatkan pada peremukan kedelai yang lebih tinggi di Brasil dan peremukan biji lobak dan biji bunga matahari yang lebih tinggi di Rusia.

Dengan peningkatan pasokan, ekspor rapeseed akan meningkat di Australia dan Rusia. Ekspor lobak global juga meningkat dengan tambahan Uruguay ke perkiraan pasokan dan permintaan global.

Impor biji bunga matahari akan meningkat di UE dan Belarusia yang dipasangkan dengan peningkatan ekspor untuk Rusia dan Ukraina. Stok biji minyak global meningkat dengan stok kedelai dan rapeseed yang lebih tinggi sebagian diimbangi dengan stok biji bunga matahari yang turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi di Depan Mata, Bagaimana Kondisi Pangan Dunia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular