Jatah Pertalite Pasti Jebol, Idealnya Segini

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
15 August 2022 13:49
Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite diprediksi akan segera habis. Bahkan umurnya diperkirakan hanya sampai Oktober alias dua bulan lagi atau bahkan lebih cepat.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa BBM jenis Pertalite kemungkinan akan habis lebih cepat atau pada September ini, hal itu jika tanpa ada penambahan kuota dan pembatasan.

"Kemungkinan September sudah akan habis kalau tidak ada pembatasan," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/8/2022).

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga mencatat kuota Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (Pertalite) dan Jenis BBM Tertentu (JBT) yakni Solar bersubsidi kian menipis.

Tercatat, sampai pada Juli 2022 ini, konsumsi Pertalite sudah mencapai 16,8 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebanyak 23 juta KL. Artinya, kuota BBM yang dipakai sejuta umat Indonesia ini tersisa 6,2 juta KL lagi.

Kuota 23 juta KL Pertalite 2022 sama dengan realisasi konsumsi Pertalite pada 2021 sebesar 23,3 juta KL. Tentu saja menjadi tidak cukup karena aktivitas dan mobilitas Indonesia yang kian meningkat. Penyebabnya adalah persebaran virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang makin terkendali.

Tingkat mobilitas masyarakat pun meningkat jika dibandingkan dengan 2021. Ini bisa menjadi indikator bagi konsumsi BBM yang meningkat.

Pertalite dominan digunakan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan penumpang di Indonesia, baik mobil penumpang maupun sepeda motor. Hal inilah yang membuat tingkat konsumsi Pertalite linier dengan tingkat populasi kendaraan penumpang di Indonesia.

Rata-rata pertumbuhan kendaraan penumpang Indonesia per tahun sebesar 6% kecuali tahun 2020 yang melambat sehingga pertumbuhannya hanya 1,9% saja. Pada tahun 2021 karena kebijakan yang lebih longgar, tingkat populasi kendaraan kembali bertumbuh 5,6% yoy.

Jumlah dan Pertumbuhan Populasi Kendaraan PenumpangSumber: BPS
Jumlah dan Pertumbuhan Populasi Kendaraan Penumpang

Sehingga wajar jika kuota Pertalite akan segera habis jika mematok kuota yang sama dengan konsumsi tahun lalu. Penyebabnya mobilitas masyarakat yang sudah pulih ditambah dengan populasi kendaraan yang akan bertumbuh.

Berdasarkan data historis, konsumsi Pertalite terus meningkat alias bertumbuh dengan rata-rata di atas 20% per tahunnya. Kecuali pada 2020 saat pandemi, konsumsi Pertalite turun hingga 6,5% year-on-year/yoy. Kemudian konsumsinya melonjak bertumbuh 28,4% yoy pada 2021.

Konsumsi Pertalite hingga 2022 sebesar 16,8 juta KL, berarti rata-rata konsumsi tiap bulannya sebesar 2,4 juta KL. Sehingga total konsumsi Pertalite hingga 2022 mencapai 28,8 KL, tumbuh 23,6% yoy dari tingkat konsumsi tahun lalu. Artinya perlu penambahan sekitar 5 juta KL untuk memenuhi konsumsi Pertalite hingga akhir 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Mobil Mewah? Siap-siap Nggak Boleh Beli BBM Pertalite!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular