Maaf Warga +62, RI Ditinggal Filipina, Vietnam, dan Malaysia

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Sabtu, 13/08/2022 14:00 WIB
Foto: AP/Vincent Thian

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski pandemi Covid-19 mulai tertangani, namun pemulihan ekonomi belum tentu terjadi di banyak negara. Beberapa negara ada yang menorehkan pertumbuhan positif, bahkan ada yang terseok-seok.

Hal ini disebabkan situasi perekonomian dunia yang semakin memburuk, ditandai dengan perang Rusia dan Ukraina hingga pengetatan moneter oleh negara maju dan berkembang.

Dampak yang dirasakan oleh masing-masing negara tentu berbeda, tergantung dari kekuatan fundamental ekonominya. Begitu juga yang terlihat di Asia Tenggara.


Berdasarkan data yang dihimpun CNBC Indonesia, Sabtu (13/8/2022), Malaysia berada di urutan pertama dengan pertumbuhan PDB kuartal II-2022 sebesar 9,8% yoy, bahkan di atas ekspektasi sebesar 6,7% dan realisasi kuartal I-2022 sebesar 5%.

Vietnam berada di urutan kedua. Ekonomi Vietnam pada kuartal II-2022 tumbuh 7,72% yoy didukung oleh ekspor yang kuat. Laju ekonomi Vietnam lebih cepat dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 5,05% yoy dan jadi paling solid sejak 2011.

Laju pertumbuhan ekonomi Filipina jadi yang tercepat ketiga di kawasan Asia Tenggara, setelah Vietnam. Filipina mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,4% yoy pada kuartal II-2022. Pencapaian ini melambat dibandingkan kuartal I/2022 sebesar 8,15% yoy. Bahkan terendah dalam tiga kuartal terakhir.

Sementara itu, Indonesia berada di urutan keempat soal laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan PDB tersebut. Tanah Air mencapai pertumbuhan 5,44% yoy pada kuartal II-2022, lebih baik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,01% yoy.

Setelah Indonesia ada Singapura yang pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8% yoy pada kuartal II/2022, naik dari 4% yoy pada kuartal I-2022.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara diperkirakan akan tetap tinggi. Asian Development Bank (ADB) merevisi pertumbuhan ekonomi 6 negara di Asia Tenggara dari 4,9% menjadi 5% pada 2022. ADB mengatakan bahwa peningkatan ekonomi Asia Tenggara akan didukung oleh meningkatnya permintaan domestik dari pelonggaran pembatasan mobilitas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi sebesar 5,2% yoy, naik dari perkiraan awal sebesar 5% yoy. Kemudian Filipina diprediksi tumbuh 6,5% yoy, lebih tinggi dari prediksi awal 6% yoy.

Namun, ekonomi Malaysia dan Thailand diperkirakan melambat dari prediksi sebelumnya. Malaysia di 5,8% yoy dari 6% yoy. Kemudian Thailand tumbuh 2,9% yoy dari perkiraan sebelumnya 3% yoy. Hanya Vietnam yang perkiraan ekonominya tetap stabil di 6,5% yoy.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mahkamah Konstitusi Skors PM Thailand, Negara Chaos