
Lihat Data Ini Sih, Harusnya Harga BBM Memang Naik!

Jakarta, CNBC Indonesia - Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) muncul dari mulut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Hal ini bukan tanpa alasan, beberapa indikator memang sudah mengarahkan harga BBM jenis pertalite di dalam negeri seharusnya naik.
"Saya menyampaikan sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi yang lebih tinggi, jadi tolong teman-teman sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang feeling saya harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," kata Bahlil di Gedung Kementerian Investasi, Jumat (12/8/2022).
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa tekanan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kini semakin berat. Sebab beberapa indikator dalam penentuan harga BBM berada di atas asumsi pemerintah.
Antara lain harga minyak dunia, yang berada di atas US$ 106,7 per barel untuk rata-rata tahunan. Asumsi terakhir pemerintah adalah US$ 90-105 per barel.
Kemudian nilai tukar rupiah, yang rata-rata sudah berada di level Rp 14.552, juga di atas asumsi pemerintah. Nilai tukar menjadi pertimbangan karena BBM yang dikonsumsi mayoritas berasal dari negara lain.
Hal lain yang turut mempengaruhi adalah volume BBM yang hampir melampaui kuota. Kuota BBM Pertalite hingga akhir tahun ini hanya tersisa 6,2 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebesar 23 juta KL.
Kas negara pada tahun ini sudah dikuras sebesar Rp 502 triliun untuk menjaga harga BBM tidak naik, termasuk juga LPG 3 kg dan listrik.
"Padahal kita anggarannya hanya untuk 23 juta kilo liter. Ini kan berarti akan ada tambahan di atas Rp 502 triliun yang sudah kita sampaikan," jelas Sri Mulyani usai rapat di kantor Kemenko Perekonomian beberapa waktu lalu.
Sementara patut diketahui, pada tahun ini pemerintah berupaya keras menurunkan defisit APBN agar beban utang tidak terlalu besar di tahun-tahun berikutnya. Risiko defisit di atas 3,92% menjadi terbuka apabila harga BBM masih ditahan.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BBM Naik Saat Harga Minyak Turun, Kenapa Bu Sri Mulyani?