
Angkot Listrik Bakal Mondar-Mandir di Sudirman-Thamrin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalanan Sudirman-Thamrin Jakarta bakal memiliki opsi transportasi umum yang baru, yakni dengan kehadiran 20 angkutan kota (angkot) listrik. Dalam waktu dekat, pemerintah provinsi DKI Jakarta bakal menggunakan DFSK Gelora-e sebagai transportasi umum tengah kota.
Marketing Head PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi Rofiqi Boateng mengklaim satu-satunya kendaraan listrik komersial yang ada di pasar otomotif nasional dengan kapasitas penumpang hingga 11 orang. Sebelum resmi menjajal, pemprov DKI di bawah komando Gubernur Anies Baswedan bakal lebih dulu melakukan percobaan atau trial selama tiga bulan.
"Untuk MikroTrans feeder ke busnya, dia menggunakan Jaklinko. Jadi trial tiga bulan jalan. Dari situ evaluasi dari TransJakarta. Delivery lanjutan hasil evaluasi tadi," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (12/8/22).
Pemprov DKI memang belum membeli secara resmi. Melalui percobaan, bisa terlihat apakah angkot listrik ini bakal cocok untuk melintasi karakteristik perkotaan, termasuk dalam menghadapi potensi banjir. Persoalan klasik ini hampir selalu dihadapi setiap tahunnya.
"Di China sebelum kita luncurkan, beberapa assessment kita lakukan untuk baterai. Ketika sudah jadi kendaraan kita tes siram, jadi memang teknologi IP67 di mobil ini dia rancang sedemikian rupa untuk melewati genangan," kata Rofiqi.
Jika jadi membelinya, Pemprov DKI harus merogoh kocek hingga Rp 570.000.000. Rofiqi beralasan mahalnya harga mobil ini karena unit yang berstatus impor. Mahalnya pajak juga ikut melambungkan harga kendaraan impor.
"Mungkin akhir tahun atau tahun depan bisa bikin di Pabrik Cikande, sehingga harga bisa lebih terjangkau. Karena sekarang mungkin gapnya hampir 3x lipat dari angka kendaraan ice (Internal Combustion Engine/kendaraan bensin). Itu yang membuat beberapa perusahaan atau instansi pemerintahan agak ragu karena harganya masih agak tinggi," jelas Rofiqi.
Meski harga unit mahal, namun untuk biaya operasional dan perawatan bisa lebih ditekan. Untuk biaya operasional listrik bahkan hingga 3 kali lipat lebih murah dari kendaraan berbahan bakar fosil. Dalam sekali charge kurang lebih 7-8 jam, mobil ini bisa melaju sejauh 300 Km.
"Per KM hitungannya kasar Rp 200/Km. Sedangkan pertalite itu bisa Rp 600/Km. Jadi 1/3 lebih irit dari perawatan, sama karena nggak menggunakan mesin konvensional, nggak ada oli. Perawatan ke fast moving, kaya motor-motor itu yang membuat biaya perawatan lebih ringan. Kurang lebih 69%, di-combine biaya operasional dan perawatan dr mobil internal conbition engine," ujar Rofiqi .
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menparekraf Bakal Berikan Beasiswa Ke "ABG Citayam-Bojong"?