Internasional

Lebih Ngeri dari Perang, Eropa Terancam Bencana Besar

luc, CNBC Indonesia
Jumat, 12/08/2022 06:23 WIB
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan agar aktivitas militer di sekitar kompleks tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina diakhiri ketika Moskow dan Kyiv masih saling menyalahkan atas serangan baru di kompleks tersebut.

Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa itu pada Maret setelah menyerang Ukraina pada 24 Februari. Pembangkit tersebut masih dijalankan oleh teknisi Ukraina. Energoatom Ukraina mengatakan daerah itu dihantam serangan lima kali pada Kamis, termasuk di dekat lokasi penyimpanan bahan radioaktif.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penembakan Ukraina telah merusak sebagian pembangkit listrik termal dan kolam percikan yang merupakan bagian dari sistem pendingin reaktor.


Guterres mendesak penarikan personel dan peralatan militer dan tidak ada lagi pasukan atau peralatan yang dikerahkan. Dia meminta Rusia dan Ukraina untuk tidak menargetkan fasilitas atau daerah sekitarnya.

"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun. Sebaliknya, kesepakatan mendesak diperlukan di tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah itu," kata Guterres dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Jumat (12/8/2022).

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mengancam seluruh dunia.

"Hanya penarikan penuh Rusia dari wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan pemulihan kendali penuh Ukraina atas situasi di sekitar stasiun yang dapat menjamin dimulainya kembali keamanan nuklir untuk seluruh Eropa," kata Zelensky dalam video pidato malamnya.

Amerika Serikat mendukung seruan untuk zona demiliterisasi di sekitar pabrik, kata wakil menteri AS untuk pengendalian senjata dan keamanan internasional, Bonnie Jenkins, kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis. Dia mengatakan kunjungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) "tidak bisa menunggu lebih lama lagi."


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Putin Ragukan Ancaman Trump & Pilih Lanjut Perangi Ukraina