Sumber 'Harta Karun' LTJ RI, Jadi Bahan Energi Masa Depan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
11 August 2022 18:25
Logam Tanah Jarang
Foto: Logam Tanah Jarang

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki potensi harta karun super langka berupa Logam tanah jarang (LTJ), yang bisa dikembangkan untuk masa depan yang lebih modern. Apalagi mineral langka tersebut bakal memegang peranan yang cukup strategis untuk masa depan.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan Indonesia mempunyai target pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060. Adapun untuk menuju target tersebut, keterlibatan mineral kritis sebagai bahan baku untuk mendukung pengembangan energi terbarukan cukup penting.

"Bahan baku peralatan-peralatan itu katakanlah untuk energi surya, kan surya harus disimpan nanti energi harus disimpan di baterai di malam hari menggerakkan listrik, harus ada penyimpanan semua. Itu memerlukan mineral kritis, termasuk Logam Tanah Jarang" kata dia di Jakarta Rabu (10/8/2022).

Menurut dia dengan adanya mineral kritis tersebut, maka upaya untuk mempercepat pengembangan energi bersih seperti penggunaan kendaraan listrik bisa saja terjadi. Mengingat semua komponen untuk peralatan energi terbarukan membutuhkan LTJ.

Meski demikian, pengembangannya di Indonesia butuh waktu karena membutuhkan teknologi yang cukup tinggi. Namun jika menengok ke China, pengembangan LTJ di negeri panda saat ini cukup pesat.

"Ke depannya energi fosil minyak dan gas makin habis, harganya semakin mahal, seharusnya orang melirik ke energi terbarukan itu. Ini yang supaya kita mulus transisinya dari fosil dan EBT kita harus punya sumber daya mineral yang mendukung untuk ke sana," kata dia.

Dirjen Minerba Kementerian ESDM pada saat itu yakni Ridwan Djamaluddin mengatakan pemerintah tengah menyiapkan roadmap atau peta jalan pengembangan LTJ di dalam negeri. Hal ini dilakukan agar rencana pengembangan harta karun super langka tersebut tidak hanya sebatas wacana.

"Roadmap sedang kami siapkan rencana kami akan keluarkan Kepmen ESDM, bagaimana mineral ikutan termasuk LTJ diatur dulu," kata Ridwan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Selasa (21/6/2022).

Menurut Ridwan dari hasil pengolahan mineral timah selama ini terdapat mineral ikutan seperti monasit dan xenotim yang mengandung LTJ. Namun demikian, sampai saat ini mineral langka tersebut belum diolah atau dimanfaatkan. "Masih ditumpuk saja, disimpan saja sambil kami lakukan kajian bersama sama dengan badan usaha dan pakar dari perguruan tinggi," ujarnya.

Berdasarkan "Kajian Potensi Mineral Ikutan pada Pertambangan Timah" yang dirilis Kementerian ESDM pada 2017, logam tanah jarang ini tersebar di beberapa daerah, antara lain Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, dan Papua.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Betapa Kayanya RI, Daerah Ini Simpan Harta Karun Super Langka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular