Panas China vs Taiwan

Awas Perang Gak Jadi Batal, Giliran Taiwan Tembak-tembakan

sef, CNBC Indonesia
11 August 2022 13:00
Tentara menembakkan howitzer 155mm selama latihan militer tahunan di daerah Pingtung, Taiwan selatan, Selasa (9/8/2022). (REUTERS/Ann Wang)
Foto: Tentara menembakkan howitzer 155mm selama latihan militer tahunan di daerah Pingtung, Taiwan selatan, Selasa (9/8/2022). (REUTERS/Ann Wang)

Jakarta, CNBC Indonesia- Tentara Taiwan dilaporkan mengadakan latihan tembak- menembak, Kamis (11/8/2022). Ini terjadi sehari pasca Beijing mengakhiri latihan militer terbesarnya di sekitar Taipe, reaksi atas kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke pulau itu.

Juru Bicara Korps Angkatan Darat Kedelapan Taiwan, Lou Woei-jye, mengatakan pasukannya menembakkan howitzer dan target suar sebagai bagian dari latihan pertahanan di Pingtung. Latihan telah dimulai sejak pukul 8.30 waktu setempat dan berlangsung satu jam.

"Kami memiliki dua tujuan untuk latihan tersebut," katanya dikutip AFP.

"Yang pertama adalah untuk mengetahui kondisi artileri yang tepat dan kondisi perawatannya. Yang kedua adalah untuk mengkonfirmasi hasil tahun lalu," kata Lou, mengacu pada latihan tahunan yang memang kerap dilakukan pulau tersebut.

Sebelumnya, Rabu, tentara China (PLA) mengatakan serangkaian operasi militer gabungannya di laut dan wilayah udara di sekitar Taiwan telah "berhasil menyelesaikan berbagai tugas secara efektif menguji kemampuan tempur terpadu pasukan". Ini diyakini sebagai upaya mengakhiri latihan perang yang telah dimulai sejak Kamis pekan lalu itu.

Meski demikian, PLA mengaku akan rutin berpatroli di wilayah itu. PLA menegaskan akan mengawasi perubahan situasi di Selat Taiwan.

Perlu diketahui bagi China, Taiwan adalah bagian dari provinsinya. Namun Taiwan sendiri menolak klaim tersebut dengan membentuk pemerintahan demokratis.

Kemarin, China dilaporkan mengeluarkan "buku putih" terbaru soal Taiwan, "Pertanyaan Taiwan dan Reunifikasi China di Era Baru". Ini menguraikan bagaimana China bermaksud untuk mengambil alih pulau itu, mulai dari berbagai insentif ekonomi hingga tekanan militer.

Secara rinci, mengutip Xinhua, buku putih menegaskan kembali fakta bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Lalu tekad Partai Komunis China (PKC) dan rakyat Tirai Bambu serta komitmen untuk reunifikasi nasional.

"Taiwan telah menjadi milik China sejak zaman kuno. Pernyataan ini memiliki dasar yang kuat dalam sejarah dan yurisprudensi," menurut buku putih itu.

"Resolusi Majelis Umum PBB 2758 adalah dokumen politik yang merangkum prinsip satu-China yang otoritas hukumnya tidak diragukan lagi dan telah diakui di seluruh dunia ... Prinsip satu-China mewakili konsensus universal komunitas internasional. Itu konsisten dengan norma-norma dasar hubungan internasional," tambahnya.

"Kami adalah satu China, dan Taiwan adalah bagian dari China. Ini adalah fakta tak terbantahkan yang didukung oleh sejarah dan hukum. Taiwan tidak pernah menjadi negara. Statusnya sebagai bagian dari China tidak dapat diubah," muat buku itu lagi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap Perang? Taiwan Anggarkan Rp 282 Triliun Demi Hajar China

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular