Ekonomi RI Ditinggal Vietnam & Filipina, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berhasil meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44% (year on year/yoy) pada kuartal II-2022. Capaian tersebut lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 5,01% yoy dan sekaligus menegaskan Indonesia tak terjerat resesi.
Meski demikian, dibandingkan negara tetangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata belum ada apa-apanya. Vietnam dan Filipina adalah dua negara yang tumbuh jauh lebih tinggi dibandingkan sang Garuda.
Vietnam
Vietnam berada pada urutan pertama di kawasan Asia Tenggara. Ekonomi Vietnam pada kuartal II-2022 tumbuh 7,72% yoy. Laju ekonomi Vietnam lebih cepat dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 5,05% yoy dan jadi paling solid sejak 2011.
"Ini merupakan pertumbuhan yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan dan di dunia, sementara stabilitas makroekonomi tetap terjaga," tulis GSO dalam laporannya dikutip dari Investing.com.
Vietnam, yang merupakan pusat manufaktur regional, mulai mencabut pembatasan virus Covid-19 pada akhir tahun lalu, memungkinkan pabrik untuk melanjutkan operasi penuh.
Ekspor pada periode Januari-Juni naik 17,3% dari tahun sebelumnya menjadi US$185,94 miliar, sedangkan produksi industri meningkat 8,7%.
Indeks Harga Konsumen (IHK) per Juni di Vietnam melesat 3,37% dari tahun sebelumnya, dipicu oleh kenaikan biaya makanan dan energi. Sementara itu, biaya transportasi naik 21,4% dari tahun sebelumnya.
Filipina
Laju pertumbuhan ekonomi Filipina jadi yang tercepat kedua di kawasan Asia Tenggara, setelah Vietnam. Filipina mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,4% year-on-year/yoy pada kuartal II-2022. Pencapaian ini melambat dibandingkan kuartal I/2022 sebesar 8,15% yoy. Bahkan terendah dalam tiga kuartal terakhir.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi 7,4% juga jauh di bawah ekspektasi pasar. Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi Filipina tumbuh 8,6%.
Masih tingginya ekonomi Filipina ditopang oleh peningkatan investasi dan belanja pemerintah. Sementara konsumsi rumah tangga cenderung melemah dari yang sudah diperkirakan.
"Ekonomi kita cukup baik. Kita masih bisa menghadapi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut," kata Arsenio Balisacan, Menteri Perencanaan Pembangunan Filipina seperti dikutip dari Reuters.
Untuk tahun ini, lanjut Arsenio, pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,5-7,5%.
Sebagai informasi, bank sentral Filipina (BSP) sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 125 basis poin (bps) sepanjang 2022. Ini dilakukan demi menjinakkan inflasi, yang rata-rata sepanjang semester I-2022 ada di 4,7% yoy. BSP berkomitmen membawa inflasi ke sasaran target 2-4%.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Negara ASEAN Selamat dari Resesi 2023, Ada RI?