Ternyata Virus SARS Masih Berkeliaran, Ribuan Orang Kena

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
10 August 2022 21:26
Kemunculan kasus virus Omicron di Amerika Serikat. (AP/Jae C. Hong)
Foto: Kemunculan kasus virus Omicron di Amerika Serikat. (AP/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah riset menyebut bahwa virus SARS yang merebak di dunia pada awal 2000an lalu masih tetap menginfeksi warga Asia Tenggara. Bahkan, jumlah infeksi yang terkait dengan virus itu mencapai 66 ribu dalam setahun.

Penelitian yang diterbitkan oleh Nature Communications pada hari Rabu, (10/8/2022) itu mengatakan virus yang menular dari kelelawar ke manusia itu telah diremehkan. Padahal, pemetaan virus ini akan mampu membantu upaya untuk menentukan asal-usul Covid-19 yang juga mirip dengan SARS.

"Perkiraan kami bahwa rata-rata 66.000 orang terinfeksi SARSr-CoV setiap tahun di Asia Tenggara menunjukkan bahwa penyebaran SARSr-CoV dari kelelawar ke manusia adalah umum di wilayah tersebut, dan tidak terdeteksi oleh program pengawasan dan studi klinis di sebagian besar kasus," tulis rilis yang dikutip Al Jazeera itu.

"Data geografi dan skala limpahan ini dapat digunakan untuk menargetkan program pengawasan dan pencegahan potensi munculnya kelelawar-CoV di masa depan."

Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa hampir 500 juta orang tinggal di dekat habitat tempat ditemukannya kelelawar pembawa virus tersebut. Virus ini diduga disebarkan oleh 26 jenis kelelawar yang berada di wilayah antara China, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

"China Selatan, Myanmar timur laut, Laos, dan Vietnam utara diidentifikasi sebagai wilayah dengan keanekaragaman spesies kelelawar tertinggi yang menjadi tuan rumah virus corona mirip SARS (SARSr-CoVs)."

Covid-19 sendiri sebenarnya disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV-2. Sejauh ini, penelitian mengenai asal-usul virus itu mandek karena data yang terbatas dari China selaku negara pertama yang melaporkan kehadiran virus itu.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular