
Benarkah BBM Pertalite Langka? Ini kata Pengusaha BBM Swasta

Jakarta, CNBC Indonesia - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) menyampaikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite sampai saat ini masih tersedia. Hal tersebut merespon adanya isu kelangkaan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) wilayah Bogor dan sekitarnya.
Ketua Hiswana Migas DPD III, Juan Tarigan membantah adanya isu kelangkaan yang terjadi pada produk BBM jenis Pertalite. Namun demikian, yang terjadi di lapangan adalah keterlambatan pengiriman Pertalite di sejumlah SPBU.
"Dapat kami informasikan bahwa kelangkaan tidak ada, yang ada adalah terjadinya keterlambatan pengiriman BBM khususnya Pertalite," ujar Juan kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/8/2022).
Menurut dia keterlambatan tersebut terjadi seiring dengan adanya permintaan BBM jenis Pertalite yang cukup tinggi. Maklum sejak harga Pertamax mengalami penyesuaian harga, Pertalite menjadi bahan bakar yang diburu masyarakat luas. Meski begitu, ia tidak mempunyai data secara pasti seberapa besar peningkatannya.
"Kalau terkait hal ini kami tidak punya data yang akurat mungkin bisa ditanyakan langsung ke pertamina patra niaga. Hanya yang pasti switching pengguna Pertamax ke Pertalite itu terjadi," ujarnya.
Seperti diketahui, Pertamina mencatat penyaluran BBM jenis Pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta kilo liter (KL). Dengan begitu, maka kuota hingga akhir tahun ini hanya tersisa 6,2 juta KL dari kuota tahun ini yang ditetapkan sebesar 23 juta KL.
Hal tersebut tentunya cukup mengkhawatirkan jika melihat kondisi saat ini. Apalagi sejumlah pengguna kendaraan yang biasanya menggunakan BBM jenis Pertamax kini beralih ke Pertalite seiring dengan naiknya harga BBM Ron 92 itu.
"Pertalite, hingga Juli sudah tersalurkan 16,8 juta KL, dari kuota 23 juta KL," ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/8/2022).
Karena itu, tanpa adanya pembatasan pembelian atau penambahan kuota BBM, cukup sulit bagi perusahaan pelat merah tersebut menjaga pasokan yang tersisa. Irto pun mengusulkan agar aturan pembelian BBM dapat segera dijalankan. "Pengaturan BBM harus segera dilakukan," katanya.
Sementara, untuk Solar subsidi hingga Juli 2022 sudah mencapai 9,9 juta kilo liter (KL) dari kuota tahun ini sebesar 14,91 juta KL. Dengan begitu, maka sisa kuota Solar subsidi hingga Juni tinggal 5,01 juta KL.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap Beli BBM Pertalite Bakal Dibatasi, Ini Kriteria yang Berhak