Simak! Ini Perbandingan Ongkos Pakai Kendaraan BBM & Listrik
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) terus berupaya memompa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Mengingat kendaraan listrik tidak hanya ramah lingkungan, namun juga lebih hemat jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM).
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mendukung program konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik. Pasalnya, ketika dihitung secara rinci, biaya yang dikeluarkan pengendara mobil listrik jauh lebih hemat dibandingkan dengan pengendara mobil BBM.
"1 liter bensin setara dengan 1,2 kWh listrik dengan jarak tempuh yang sama, maka satu liter bensin Rp 14-15 ribu sementara 1,2 kwh listrik hanya Rp 1.800 jadi pengurangan biaya yang luar biasa ini bisa seperlima," ujar Darmawan dalam acara Webinar PLN Innovation and Competition in Electricity (ICE), Rabu (10/8/2022).
Sementara, dari sisi emisi yang dikeluarkan, setiap satu liter bensin menghasilkan emisi CO2 sebesar 2,4 kg. Sementara jika dari listrik PLN yang bersumber dari Pembangkit berbahan bakar gas, batu bara dan energi terbarukan hanya menghasilkan emisi CO2 sekitar 1200 gram.
"Artinya apa? Ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca apabila kita bergeser dari energi BBM ke energi listrik," kata dia.
Lebih lanjut, Darmawan menilai dengan adanya pergeseran energi BBM menjadi energi listrik akan mengubah konsumsi energi di masyarakat selama ini. Terutama yang tadinya berbasis impor menjadi konsumsi energi yang berbasis pada domestik.
"Dari energi mahal ke murah, energi kotor ke bersih. Inilah inovasi dan transisi energi yang harus kita kawal," kata dia.
Selain itu, PLN juga terus berkontribusi mendukung ketahanan pangan melalui program Electrifying Agriculture. Beberapa diantaranya seperti melakukan program konversi alat alat pertanian dengan yang tadinya menggunakan BBM diubah menjadi berbasis listrik.
"Tentu ini lebih murah, domestik dan bersih. Ini ada cerita peternakan ayam yang sebulan pakai blower Rp 19 juta per bulan, bergeser menjadi listrik turun jadi Rp 3,7 juta. Ini sudah kita lakukan di Sumatera, Jawa, Papua dan sebagainya," katanya.
(pgr/pgr)