
Eropa Mulai Setop Impor Batu Bara Rusia, Bakal Jadi Bumerang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) dijadwalkan mulai menghentikan ekspor batu bara dari Rusia mulai hari ini, Rabu (10/8/2022). Hal itu menyusul sanksi terhadap Moskow atas serangannya ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Hal tersebut dipastikan berdampak pada penyediaan energi Benua Biru tersebut. Pasalnya, Rusia masih menjadi pemasok batu bara utama wilayah tersebut.
Adapun, penghentian impor dari Rusia tersebut jadi bagian dari paket sanksi ke-5 terhadap Negeri yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu. Hal tersebut diumumkan pada April lalu.
Kala itu, juru bicara Komisi Eropa Eric Mamer mengatakan langkah tersebut diambil bukan hanya untuk 'menghukum' Rusia, tetapi juga mempercepat upaya mengurangi ketergantungan Eropa terhadap sumber energi fosil.
"Uni Eropa telah memperjelas bahwa mengurangi ketergantungan kita pada impor energi dari Rusia adalah keharusan yang mendesak," tuturnya.
Sanksi itu diperkirakan bakal memukul sumber salah satu sumber pendanaan perang Putin yang paling penting.
Jika UE menghentikan impor batu bara dari Rusia, maka Negeri Beruang Merah akan kehilangan sekitar seperempat pangsa pasar ekspornya dengan potensi kerugian hingga 8 miliar euro per tahun.
Namun, sanksi itu juga menimbulkan pertanyaan besar, lebih tepatnya kekhawatiran, apakah UE benar-benar sanggup memenuhi kebutuhan energinya tanpa batu bara dari Rusia? Apakah sanksi itu justru jadi bumerang bagi UE?
Berdasarkan laporan Reuters, mengutip data resmi dari Komisi Eropa, batu bara Rusia menyumbang hingga 45% dari total impor batu bara UE. Secara khusus, menurut data lembaga Bruegel, hampir 70% batu bara termal Eropa bersumber dari Rusia dengan konsumen terbesar berasal dari Jerman, Polandia, dan Belanda.
Di sisi lain, UE juga dihadapkan pada berkurangnya pasokan gas dari Rusia sehingga pilihan untuk pemenuhan energi Benua Biru makin sempit. Hal tersebut menimbulkan dilema bagi para pemimpin wilayah tersebut.
Alhasil, wacana pengurangan ketergantungan Eropa terhadap energi fosil, khususnya batu bara, nyatanya belum dapat terlaksana dalam waktu dekat. Hal itu terlihat dari sejumlah negara yang menyatakan akan 'kembali' menggenjot penggunaan batu bara di saat kepastian pasokan gas dari Rusia kian tak pasti.
Jerman, Italia, dan Belanda telah mengisyaratkan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dapat menutup kesenjangan pasokan.
Dengan adanya embargo impor batu bara dari Rusia tersebut, Eropa berada di posisi sulit. Sejumlah negara dikhawatirkan menghadapi krisis energi yang buruk.
Hal itu juga diperparah oleh kebutuhan batu bara industri yang meningkat untuk menggenjot perekonomian di tengah ancaman resesi, serta gelombang panas yang persiapan menuju musim dingin tahun ini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Good Bye Batu Bara Rusia, Eropa Tembak "Bom" Baru ke Putin
