PHR Serahkan Draf Pengembangan Lapangan Minas ke SKK Migas

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
09 August 2022 17:53
Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Centre yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), di Dumai, Riau. (Dok: Pratama Guitarra)
Foto: Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Centre yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), di Dumai, Riau. (Dok: Pratama Guitarra)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) secara resmi mengajukan draf rencana pengembangan (plan of development/ POD), pada Senin (8/8/2022). Draft pengembangan proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Tahap 1 di Lapangan Minas Wilayah Kerja (WK) Rokan pada SKK Migas.

Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin mengatakan pengembangan CEOR merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) PHR kepada pemerintah untuk peningkatan cadangan dan produksi dalam periode lima tahun pertama sejak alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu.

"PHR berencana menjalankan CEOR Tahap 1 melalui injeksi perdana surfaktan di Lapangan Minas sekitar akhir 2025 guna memenuhi tata waktu sesuai KKP," ujar Jaffe dalam keterangan tertulis, Selasa (9/8/2022).

Adapun rencana pelaksanaan Tahap 1 mencakup 37 sumur termasuk sumur produksi, injector, observasi, dan disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7 spot inverted irregular.

Nantinya, surfaktan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk melepaskan sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan di reservoir. Surfaktan bekerja menurunkan tegangan antar muka antara minyak bumi dengan air sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak bumi.

Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa dalam mendukung proyek ini, SKK Migas juga akan bekerja secara cepat dalam melakukan review serta memberikan persetujuan dokumen POD CEOR tersebut.

"Komitmen PHR ini menjadi salah satu penopang utama long term plan untuk mendukung upaya pencapaian target produksi minyak nasional 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030 mendatang," jelasnya.

Dia menambahkan, kesinambungan dan keberhasilan penerapan CEOR akan menjadi harapan baru untuk meningkatkan jumlah minyak yang dapat diproduksikan (recovery factor) dari lapangan-lapangan tua di WK Rokan khususnya, dan industri perminyakan di Indonesia pada umumnya.

"Kami berharap PHR juga mampu menjawab tantangan penerapan CEOR di Indonesia dengan memberikan bukti bahwa anak bangsa mampu melakukan hal tersebut di tanah air," pungkasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Setahun di Kelola Pertamina, Blok Rokan Bor 350 Sumur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular