
Ini Bukti Terbaru Ketergantungan Eropa kepada China

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengaruh China yang sangat kuat di Eropa membuat industri Benua Biru perlu berpikir ulang jika ingin menjatuhkan sanksi terhadap negara tersebut.
Dilansir Reuters, Jerman sebagai pusat industri Eropa, akan menghadapi biaya hampir enam kali lebih tinggi dari Brexit Uni Eropa menutup China dari ekonomi mereka. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dilakukan Ifo Institute, dirilis Senin (8/8/2022).
Kerugian terbesar dari perang dagang dengan China adalah industri otomotif dengan kerugian nilai tambah 8,47%, produsen peralatan transportasi dengan kerugian 5,14%, dan teknik mesin dengan kerugian 4,34%, kata Ifo.
Penulis studi, yang ditugaskan oleh asosiasi industri vbw, mengatakan perusahaan harus berporos ke negara lain untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu, terutama China.
Tujuan dari kebijakan ekonomi Jerman dan UE adalah "untuk membangun kemitraan strategis dan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara yang berpikiran sama seperti AS," tulis penelitian tersebut.
Analisis tersebut mensimulasikan lima skenario, termasuk pemisahan ekonomi Barat dari China yang dikombinasikan dengan perjanjian perdagangan antara UE dan Amerika Serikat.
Sementara perjanjian semacam itu dapat meredam dampak perang dagang dengan China, itu tidak akan mengimbangi mereka sepenuhnya. Sebaliknya, itu akan menghasilkan biaya bersih dari perang dagang yang kira-kira sama dengan biaya yang harus ditanggung dari Brexit.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jerman Ingatkan UE Jangan Senggol China soal Sanksi Rusia