
'Teror Nuklir Rusia' Ancam Eropa, Bisa Berujung Bencana

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina menyatakan bahwa serangan rusia ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia telah merusak tiga sensor radiasi dan melukai seorang pekerja. Adapun, fasilitas nuklir itu merupakan yang terbesar di Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut penembakan Sabtu malam itu sebagai "teror nuklir Rusia" yang memerlukan lebih banyak sanksi internasional.
"Tidak ada negara seperti itu di dunia yang bisa merasa aman ketika negara teroris menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir," kata Zelensky dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu (7/8/2022), dikutip Reuters.
Namun, otoritas yang ditempatkan Rusia di daerah itu mengatakan bahwa Ukraina yang menghantam situs itu dengan beberapa peluncur roket, merusak gedung-gedung administrasi dan daerah di dekat fasilitas penyimpanan.
Peristiwa di Zaporizhzhia - di mana Kyiv sebelumnya menuduh bahwa Rusia menabrak kabel listrik pada hari Jumat - telah mengkhawatirkan dunia.
"(Ini) menggarisbawahi risiko yang sangat nyata dari bencana nuklir," tutur kepala Badan Energi Atom Internasional Rafael Mariano Grossi.
Di tempat lain, kesepakatan untuk membuka blokir ekspor makanan Ukraina dan mengurangi kekurangan global. Ekspor terus meningkat ketika empat kapal lainnya berlayar keluar dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina sejak awal serangan Rusia pada 24 Februari lalu.
Empat kapal keluar membawa hampir 170.000 ton jagung dan makanan lainnya. Mereka berlayar di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki untuk mencoba membantu meringankan melonjaknya harga pangan global akibat perang.
Sebelum serangan Moskow, yang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sebagai "operasi militer khusus", Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum global. Gangguan sejak itu telah mengancam kelaparan di beberapa bagian dunia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Buka-bukaan Kapan Rusia Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina