
Rusia Serang NATO, Sebut Ancaman Baru Perdamaian Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia menyatakan bahwa NATO telah menjadi ancaman baru bagi keteraturan dan perdamaian dunia. Hal ini dilontarkan Kremlin untuk menjawab kritikan aliansi militer Barat itu terkait langkah Moskow di Ukraina.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut Rusia telah berbuat kekacauan sejak menyerang Ukraina. Ia mengatakan situasi ini merupakan situasi ini merupakan kondisi yang paling genting sejak Perang Dunia II dan Rusia tidak boleh menang.
"Adalah kepentingan kami bahwa jenis kebijakan agresif ini tidak berhasil," kata Stoltenberg dalam komentar yang dilaporkan oleh Reuters, Jumat, (5/8/2022).
Hal ini pun mengundang balasan dari Kremlin. Sekretaris Pers Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menuding NATO lah yang justru mengundang kekacauan dunia. Ia mengatakan mendekatnya aliansi yang dipatroni Amerika Serikat (AS) itu ke Rusia telah menjadi ancaman bagi Negeri Beruang Putih.
"Situasi ini telah matang selama beberapa dekade dan dalam banyak hal didorong oleh kebijakan NATO karena mereka membawa perbatasan lebih dekat ke Rusia, ini menciptakan ancaman tambahan bagi kami," kata Peskov.
Peskov mengklaim bahwa asal-usul ancaman nyata terhadap tatanan dunia di Eropa adalah apa yang ia gambarkan sebagai "kudeta" pada tahun 2014 di Ukraina. Ia menuduh kudeta yang dikenal sebagai peristiwa Euromaidan itu diatur dengan hati-hati oleh termasuk didalamnya negara-negara anggota NATO.
"Dari sinilah bahaya dan ancaman terhadap tatanan dunia mengalir. Karena itu, kami setuju dengan pernyataan Stoltenberg," tambahnya.
Rusia sendiri sebelumnya telah menyuarakan kekhawatiran terkait keamanan nasionalnya bila Ukraina bergabung dengan NATO. Pasalnya,NATO merupakan rival dari Moskow dan Kyiv dapat menggunakan pasal 5 aliansi itu untuk menyerang beberapa wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014 lalu seperti Krimea.
Sejak menyerang Ukraina pada 24 Februari, Rusia sendiri telah membuat kemajuan di beberapa wilayah Timur dan Selatan tetangganya itu. Namun, saat ini wilayah itu sedang kembali digempur Kyiv dengan bantuan rudal dari negara Barat seperti AS.
Sementara itu, perang ini sendiri berdampak cukup luas hingga ke seluruh dunia, utamanya ke harga pangan dan energi. Pasalnya, Ukraina merupakan ladang pangan yang cukup besar dan Rusia juga merupakan produsen bahan bakar yang signifikan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Ngamuk ke Rusia, Putin 'Acak-Acak' Jerman-Inggris