
Airlangga Beberkan Peta Jalan Proyek Pengganti LPG

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) telah menyiapkan peta jalan atau roadmap pembangunan proyek pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) hingga 2045.
Selain gasifikasi batu bara, pihaknya juga tengah menggenjot penyelesaian hilirisasi melalui pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) yang ditarget mencapai 53 smelter di tahun 2024.
Menteri Koordinator Bidang Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah terus berupaya menggenjot program hilirisasi. Beberapa diantaranya dengan mendorong pemanfaatan mineral nikel, bauksit, dan tembaga hingga batu bara.
Adapun besaran investasi untuk pembangunan proyek smelter tersebut mencapai US$ 21,59 miliar.
"Dari segi hilirisasi, pemerintah terus mendorong baik nikel bauksit dan cooper, ada 53 proyek smelter. Di mana sebagian besar sudah berada dalam 30-90%, " ujar Airlangga dalam Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global Pasca Pandemi, Selasa (2/8/2022).
Lebih lanjut, Airlangga sendiri mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan roadmap atau peta jalan pembangunan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) hingga 2045.
Di tahun 2021 - 2025 misalnya,
- Pemerintah menargetkan pendirian 3 Pabrik gasifikasi untuk DME dan atau industri.
- Impor LPG turun 3,51 juta ton dengan substitusi DME.
- Infrastruktur dan saluran distribusi produk untuk coal upgrading tahap 1 telah dibangun.
- Peningkatan nilai tambah sekitar 19,6 juta ton batu bara di industri hilir.
Periode 2026-2030
- Peningkatan kapasitas Industri Gasifikasi untuk memenuhi permintaan DME dan industri.
- Pendirian 2 pembangkit batu bara untuk SNG di Sumatera.
- Pendirian pabrik briket bio-batu bara dan penerapan penggunaan briket bio-batubara. Industri coal upgrading mulai beroperasi.
- Peningkatan nilai tambah sekiat 22,7 juta ton batu bara di industri hilir batu bara.
Periode 2031-2035
- Peningkatan kapasitas industri gasifikasi untuk memenuhi permintaan DME dan industri.
- Pendirian 2 pabrik batu bara untuk SNG di Sumatera dan 1 pabrik di Kalimantan
- Pendirian industri pencairan batu bara sebagai pengganti BBM impor.
- Pendirian industri REE dan material maju, agri industri , material dari batu bara.
- Peningkatan nilai tambah sekitar 28,7 juta ton batu bara di industri hilir batu bara.
2036-2045
- Peningkatan kapasitas industri gasifikasi untuk memenuhi kebutuhan 19,81 juta ton Metanol untuk DME dan Industri.
- Peningkatan kapasitas di masing-masing industri hilir batu bara
- Terjadi peningkatan nilai tambah sekitar 40,7 juta ton batu bara di industri hilir batu bara.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil: Sampai Ayam Tumbuh Gigi Pun, RI Tak Punya Smelter