Nggak Cuma Mi Instan, Harga Batik pun Naik Ternyata
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pakaian batik mulai kembali bergeliat dalam beberapa bulan terakhir. Di awal pandemi nasibnya sempat turun, namun kini mulai membaik. Pengurus Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) Waritri Mumpuni mengungkapkan bahwa permintaan sudah mulai meningkat.
"Sudah mulai bergeliat industrinya karena mulai beraktivitas, ada permintaan juga, sudah mulai. Kenaikan 25% adalah, pergerakan itu ada," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (1/8/22).
Hanya saja, di tengah menggeliatnya industri batik, pelaku usaha dihadapkan dengan kenaikan harga bahan baku batik, mulai dari kain hingga cat. Hal itu dirasakan Waritri yang juga owner Batik Seni Pendopo yang berlokasi di Sumatera Utara.
"Bahan-bahan semua naik, masih didatangkan dari Jawa jadi kain, lilin peralatan semua ambil dari Jawa. Jadi jatuhnya lebih mahal karena di awal produksi ada ongkir (ongkos kirim) bahan sudah ditambahkan di situ," katanya.
Kenaikan harga bahan baku tersebut variatif, namun pelaku usaha menilai yang paling terasa pada bahan kain. Meski diakui kenaikan harga cat atau pewarna ikut membebani.
"Sekitar 10-15%, kenaikan lebih tajam di kain, kalau bahan pewarna Naptol, Indigosol, Remasol per kg harganya Rp 150.000, (sekarang) jadi Rp 180.000 jadi cukup banyak." Ujar Waritri.
Akibat kenaikan bahan baku maka pelaku usaha perlu menyesuaikan pada produk akhirnya, yakni batik yang dijual kepada konsumen. Hal itu mau tidak mau dilakukan demi menyeimbangkan antara biaya produksi dan margin keuntungan.
"Naik juga, misal tadi mungkin batik cap Rp 200.000 naik jadi sekitar Rp 250.000 atau Rp 230.000 untuk kain bagus seperti primisima. Kalau yang prima biasanya di bawah Rp 200.000, sekitar Rp 180.000 gitu," sebut Pengurus Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) itu.
Ia sendiri memproduksi batik kain dengan dua motif, yakni Melayu dan Batak. Keduanya memiliki perbedaan khas, yakni motif Melayu cenderung menampilkan warna kuning dan hijau, sementara motif Batak cenderung berwarna merah, putih dan hitam.
"Kebetulan kalau tamu-tamu yang cari motif Sumatera Utara, Sumatera Utara kan identik dengan Batak, jadi mereka cari yang memang ini lho motif Batak, warna Batak," kata Waritri.
(dce/dce)