Putin & Xi Jinping Kian Mesra, Rusia Dukung China soal Taiwan
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia kembali menyuarakan dukungannya terhadap prinsip Satu China dalam konflik Taiwan. Hal ini diungkapkan saat kondisi geopolitik pulau itu memanas lantaran rencana kunjungan ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei.
Dalam sebuah keterangan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan kebijakannya untuk mendukung Beijing tidak berubah. Ia juga menegaskan bahwa Moskow tidak memiliki masalah apapun terkait kedaulatan China.
"Posisi kami tentang keberadaan hanya satu China tetap tidak berubah," kata Lavrov kepada wartawan di Tashkent seperti dituliskan Reuters, Jumat (29/7/2022).
"Kami tidak memiliki masalah dengan menegakkan prinsip kedaulatan China."
Sebelumnya, Pelosi merencanakan untuk mendatangi pulau yang juga diklaim China itu. Negeri Tirai Bambu menyebut bahwa lawatan itu akan dianggap sebagai langkah main api Washington oleh Beijing.
"Mereka yang akan bermain api akan binasa karenanya. Diharapkan AS akan melihat dengan jelas tentang ini," kata Kementerian Luar Negeri China mengutip pernyataan Presiden Xi Jinping kepada Presiden AS Joe Biden.
Xi pun menegaskan ke Biden bahwa AS harus mematuhi prinsip satu China. Ia menekankan, negaranya dengan tegas menentang kemerdekaan Taiwan dan campur tangan pihak luar.
Pelosi sebenarnya belum mengkonfirmasi kedatangannya. Meski begitu, pihak China mengatakan ke wartawan pekan lalu bahwa penting baginya untuk menunjukkan dukungan ke Taiwan dan hal tersebut diartikan sebagian kalangan dengan kedatangannya mendukung kemerdekaan.
Hingga saat ini, China terus menegaskan klaimnya bahwa Taiwan merupakan bagian integral dari kedaulatannya. Beijing juga sejauh ini telah menjauhkan pulau itu dari keterlibatan dan kerjasama internasional.
Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir, negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu beberapa kali mengirim jet tempurnya memasuki zona pertahanan udara Taiwan atau ADIZ. Jumlahnya bahkan bisa mencapai ratusan dalam waktu setahun.
Di sisi lain, AS menempatkan posisinya untuk membela Taiwan. Bahkan, menanggapi masuknya jet tempur Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sempat menuduh China "meningkatkan retorika dan aktivitas yang provokatif."
Tak hanya itu, Presiden AS Joe Biden juga menyuarakan baru-baru ini bahwa pihaknya mungkin akan melakukan penerjunan militer di Taiwan bila serangan dari China benar-benar terjadi layaknya Rusia menyerang Ukraina.
(luc/luc)