DPR Minta Lifting Migas Jangan Turun di Bawah 680 Ribu Bph

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 28/07/2022 16:50 WIB
Foto: Infografis/10 Kkks Utama Produksi Minyak/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto meminta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) bekerja keras dalam mempertahankan produksi minyak siap jual atau lifting nasional. Mengingat dari tahun ke tahun capaiannya terus mengalami penurunan.

Sugeng berharap produksi lifting minyak nasional setidaknya dapat dipertahankan di atas 680 ribu barel per hari (bph). Hal tersebut menyusul adanya target produksi lifting di tahun ini yang akhirnya ditetapkan sebesar 640 ribu barel per hari (bph).

Angka tersebut turun jika dibandingkan target yang ditetapkan pada APBN 2022 yang sebesar 703 ribu bph. Oleh sebab itu, ke depan ia mendorong agar target lifting kembali meningkat, sekalipun cukup berat bagi SKK Migas dan para KKKS.


"Kami DPR akan paksa lifting tetap di atas 680 ribu barel, misalnya 700 ribu barel," kata dia ditemui di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).

Sugeng menyadari tidak tercapainya lifting minyak disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya akibat pandemi covid-19 yang berimbas pada pengerjaan proyek migas.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) ke depan akan terus melonjak. Oleh sebab itu, diperlukan upaya pengendalian dalam pendistribusian BBM,

"Motor kurang lebih 120 juta unit, kurang lebih secara proporsional hampir 50 persen BBM diserap oleh motor. Itu juga menjadi penting," katanya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan bahwa tekanan dari pandemi Covid-19 telah membuat beberapa proyek mengalami kemunduran. Sehingga berdampak pada capaian lifting di tahun ini.

Sementara, pada tahun depan Dwi memperkirakan bahwa target lifting minyak akan berada di level 660.000-680.000 barel per hari. Hal itu juga sudah disepakati oleh pemerintah dan DPR pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2023.

"Setelah ada pandemi itu kan outlook kita di tahun 2022 ini, nanti itu kita targetkan sekitar 640 ribu bph jadi kalau tahun depan itu naik dong 660 ribu bph," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (8/7/2022).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Kerahkan 800 Garda! Polisi Washington D.C. Diambil Alih