Alhamdulillah! Dunia Batal "Kiamat" Makanan, Ini Buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina memulai kembali operasi di pelabuhan Laut Hitam yang sebelumnya diblokade Rusia pada Rabu waktu setempat. Negara tersebut kini dapat melanjutkan ekspor biji-bijian dengan pembukaan pusat koordinasi untuk mengawasi kesepakatan yang didukung PBB tersebut.
Pekan lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan untuk membuka kembali pelabuhan Laut Hitam Ukraina untuk ekspor komoditas biji-bijian dan pupuk. Kesepakatan tersebut merupakan hasil pembicaraan selama dua bulan yang ditengahi oleh PBB dan Turki.
Kala itu, Rusia dan Ukraina, masing-masing mengirim menteri pertahanan dan infrastruktur mereka ke Istanbul untuk upacara penandatanganan. Ini juga dihadiri oleh Sekjen PBB, António Guterres dan Presiden Turkiye, Tayyip Erdogan.
Melansir AFP, Kyiv mengatakan pihaknya berharap untuk mulai mengirimkan jutaan ton biji-bijian pertama minggu ini. Meskipun ada serangan rudal oleh Rusia selama akhir pekan di pelabuhan di Odessa.
"Pekerjaan telah dilanjutkan di pusat ekspor untuk mempersiapkan kapal yang akan dikawal melalui perairan untuk mencapai pasar dunia," kata Angkatan Laut Ukraina, dikutip Kamis (28/7/2022).
Sebagai bagian dari kesepakatan, pusat koordinasi yang melibatkan perwakilan Ukraina dan Rusia dibuka di Istanbul untuk memantau jalur aman untuk pengiriman di sepanjang rute yang telah ditetapkan. Ini juga akan mengawasi inspeksi senjata terlarang.
Sebagaimana diketahui, pemblokiran pengiriman dari dua pengekspor biji-bijian terbesar di dunia telah berkontribusi pada lonjakan harga yang telah membuat impor makanan menjadi sangat mahal. Beberapa negara termiskin di dunia bahkan terancam krisis dan kelaparan.
Di sisi lain, pertempuran terus berkecamuk di Ukraina. Terbaru Kyiv membalas serangan Rusia dengan menghantam jembatan Antonivskiy, yang vital di atas sungai Dnipro, guna memotong jalur pasokan ke pasukan Rusia.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan di Twitter bahwa serangan di jembatan di atas Dnipro menciptakan "dilema yang mustahil" bagi Rusia. "Mundur atau dimusnahkan oleh tentara Ukraina," katanya kementerian.
Wakil kepala administrasi regional yang didirikan Rusia di Kherson, Kirill Stremousov, membenarkan bahwa jembatan itu telah dihantam serangan Ukraina. Dikatakanya, lalu lintas telah dihentikan.
Pasukan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir telah merebut kembali wilayah di wilayah Kherson, yang jatuh ke tangan pasukan Rusia. Perang kedua belah pihak tak hanya menimbulkan ancaman "kiamat" pangan tapi juga energi terutama di Eropa.
(tfa/sef)