Internasional

Darurat Cacar Moyet, Pria Gay-Biseksual Diminta Batasi Pacar

News - sef, CNBC Indonesia
28 July 2022 07:31
Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena Foto: Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar pria gay dan biseksual membatasi jumlah pasangan seksual mereka. Ini untuk melindungi diri dari cacar monyet (monkeypox) dan membantu memperlambat penularan virus yang menyebar dengan cepat.

"Pria yang berhubungan seks dengan pria adalah kelompok yang paling berisiko terinfeksi saat ini," kata pakar cacar monyet dari WHO, Rosamund Lewis dikutip dari CNBC International, Kamis (28/7/2022).

"Sekitar 99% kasus terjadi pada pria dan setidaknya 95% dari pasien adalah pria yang berhubungan seks dengan pria," tambahnya.

Hal senada juga dikatakan Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Ia mengatakan sangat penting bagi otoritas kesehatan masyarakat untuk melibatkan komunitas gay untuk mengurangi penularan virus dan merawat yang terinfeksi, sambil melindungi hak asasi manusia (HAM) mereka.

"Untuk pria yang berhubungan seks dengan pria ... mengurangi jumlah pasangan seksual Anda, mempertimbangkan kembali seks dengan pasangan baru dan bertukar detail kontak dengan pasangan baru," kata Tedros mengarahkan.

Data WHO terbaru menunjukkan, lebih dari 18.000 kasus cacar monyet kini telah dilaporkan di 78 negara. Sekitar 10% pasien cacar monyet telah dirawat di rumah sakit.

Meski bisa sembuh dalam dua minggu, penderita tetap berisiko mengalami kematian. Saat ini lima kematian telah dilaporkan di Afrika.

WHO sendiri telah menyatakan darurat kesehatan global sebagai tanggapan terhadap wabah selama akhir pekan karena kasus meningkat pesat. Eropa kini adalah pusat wabah global, melaporkan lebih dari 70% kasus cacar monyet.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Alert! WHO Sebut Wabah Cacar Monyet Semakin Menggila


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading