Internasional

Situasi Makin Genting, China Ancam AS Gegara Seorang Wanita

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 July 2022 16:30
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - China makin memanas ke Amerika Serikat (AS). Bahkan negeri itu mengancam bakal ada konsekuensi jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi datang ke Taiwan.

Diketahui China menganggap Taiwan sebagai provinsinya meski Taipe menolaknya. Hal itu membuat keduanya panas dan AS mendukung Taiwan.

"Jika AS semakin maju dan menantang China melewati batas ... Pihak AS akan menerima semua konsekuensi yang timbal," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dalam konferensi pers reguler, Rabu (27/7/2022).

Nancy Pelosi sendiri merupakan rekan satu partai Presiden Joe Biden, dari Demokrat. Ia dikenal sebagai seorang kritikus lama China.

Dirinya berteman dengan Dalai Lama. Pada tahun 1991, ia membuat marah Beijing karena membentangkan spanduk di Lapangan Tiananmen untuk mengenang aksi unjuk rasa pro demokrasi dua tahun sebelumnya.

Pelosi sebenarnya belum mengonfirmasi kedatangannya. Meski begitu, ia mengatakan ke wartawan pekan lalu bahwa penting baginya untuk menunjukkan dukungan ke Taiwan dan hal tersebut diartikan sebagian kalangan dengan kedatangannya mendukung kemerdekaan.

Biden sendiri secara terbuka mengatakan militer AS telah menentang perjalanan Pelosi pekan lalu. Apalagi perjalanan itu berdekatan dengan masa Presiden Xi Jinping, bersiap untuk pertemuan partai besar-besaran di akhir tahun guna melanggengkan kekuasaan di tengah tantangan ekonomi.

Dalam update terbaru, Biden mendesak diadakan komunikasi langsung antara dirinya tengan Xi Jinping. Ini untuk membatasi sejumlah masalah yang kian meruncing di antaranya soal Taiwan dan kedatangan Pelosi ke sana.

"China akan merespons dengan tindakan balasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang terkuat yang pernah diambil sejak krisis Selat Taiwan," kata Shi Yinhong, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin China, dikutip CNN International.

"Jika Pelosi melanjutkan kunjungannya, Amerika Serikat pasti akan bersiap untuk menanggapi secara militer kemungkinan tanggapan militer China ... Situasi antara China dan AS akan sangat tegang."

Sesuatu yang dramatis, mungkin akan dilakukan China, menurut seorang ahli China di Universitas George Washington, Robert Sutter. Namun melarang kunjungan Pelosi jelas tak baik untuk pemerintah Biden.

"Mereka mungkin merasa harus melakukan sesuatu yang dramatis jika Pelosi benar-benar mendarat di Taipei," katanya dikutip AFP.

"Pemerintahan Biden menghadapi masalah nyata karena jika mereka mundur, jika mereka mencoba mencegah Pelosi pergi, mereka terlihat lemah dan seperti menyerah pada taktik tekanan China."

AS sendiri lebih mengakui China dibanding Taiwan sejak 1979. Selama itu pula pemerintahan berturut-turut telah berhati-hati untuk hanya mengakui "satu China" dengan tidak mengirim pejabat tinggi ke Taiwan.

Sebenarnya, konflik militer pernah berkobar di Selat Taiwan pada 1950-an. Beijing menembaki beberapa pulau terpencil yang dikendalikan oleh Taipei pada dua kesempatan terpisah.

Krisis besar terakhir terjadi pada 1995-1996, setelah presiden Taiwan saat itu, Lee Teng-hui, mengunjungi AS. Marah dengan kunjungan, China menembakkan rudal ke perairan di sekitar Taiwan.

Krisis berakhir hanya setelah AS mengirim dua kelompok tempur kapal induk ke daerah itu. AS menunjukkan dukungan yang kuat untuk pulau tersebut.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Biden Bikin Xi Jinping 'Ngamuk', Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular