
China Kirim Pasukan Militer dan Tank ke Rusia, Ikut Perang?

Jakarta, CNBC Indonesia - China dilaporkan akan mengirimkan pasukan militer dan armada tempur lapis baja ke Rusia. Namun pengiriman ini tidak digunakan untuk memperkuat Rusia dalam serangannya ke Ukraina melainkan untuk mengikuti perlombaan militer internasional.
Mengutip Yahoo News Australia, media nasional China, CCTV, mengatakan kontingen yang akan ikut dari Tentara Pembebasan Rakyat China termasuk personel, tank militer, dan kendaraan tempur lainnya.
"Mereka meninggalkan Manzhouli, Mongolia Dalam baru-baru ini dengan kereta menuju Zabaikalsk di timur jauh Rusia menjelang kompetisi bulan depan," ujar media itu dikutip Selasa, (26/7/2022).
Selain China, sekitar hampir 40 perwakilan negara lainnya juga mengikuti kompetisi yang diadakan sejak 2015 ini. Beberapa negara yang diketahui juga mengikuti ajang ini adalah Rusia, Iran, India, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Armenia.
Dijuluki Olimpiade Perang, acara ini diselenggarakan oleh kementerian pertahanan Rusia dan dirancang untuk mempertajam keterampilan tempur. Bahkan, nantinya akan ada pawai militer sepanjang 50 kilometer melalui salju.
Sementara itu, perlombaan ini sendiri diadakan tatkala Rusia masih terus menggempur Ukraina. Hal ini juga yang menyebabkan adanya isolasi internasional terhadap Negeri Beruang Putih itu utamanya dari negara-negara Barat yang menerapkan sanksi ekonomi dan keuangan.
China sendiri belum pernah secara jelas mendukung aksi Moskow. Beijing diketahui juga bersikap abstain dalam resolusi PBB yang mengutuk aksi negara yang juga tetangganya itu
Meski begitu, saat ini China saat ini terus menyuarakan penentangannya terhadap sanksi ekonomi yang diterapkan negara Barat atas Rusia. Negara yang saat ini dipimpin Presiden Xi Jinping itu menyebut sanksi Barat hanya akan menambah minyak dalam bara api.
Selain itu, China juga menyebut sanksi sepihak Barat ini merupakan sebuah bentuk manifesto mental perang dingin yang seharusnya ditinggalkan. Bila terus dibiarkan, ini akan memperkuat konfrontasi dan juga perluasan hegemoni baru.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Cs Khawatir Militer China & Rusia Gabungkan Kekuatan