Perbaikan Iklim Investasi Migas Harus Lebih 'Radikal'

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 22/07/2022 12:30 WIB
Foto: Petronas temukan minyak di Madura. (Dok.SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi temuan cadangan migas di Wilayah Kerja Andaman II dinilai menjadi salah satu faktor para investor kembali melirik Indonesia sebagai tujuan investasi. Hal tersebut diketahui dari respon investor ketika Kementerian ESDM melakukan road show.

Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolin Wajong optimistis pemerintah Indonesia saat ini tengah serius memperbaiki iklim investasi. Terutama guna menarik minat investor migas kakap untuk melakukan kegiatannya di sektor hulu migas tanah air.

Namun ia menyadari, bahwa tidak mudah untuk menarik para investor tersebut menanamkan modalnya di Indonesia. Pasalnya, secara global banyak hal terjadi yang membuat kompetisi dalam hal menarik investor menjadi lebih sulit.


"Tetapi kalau Indonesia terus berusaha dan harus lebih cepat dan lebih radikal perubahan perbaikan iklim investasi maka kita akan melihat hasil yang positif. Temuan di beberapa daerah saat ini tentu membuat kita lebih optimis," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/7/2022).

Sementara, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal menilai temuan migas merupakan tahap awal dalam menjaring minat para investor untuk kembali datang ke Indonesia. Mengingat, masih ada proses panjang ke depannya untuk memvalidasi atas temuan tersebut. Sehingga para investor masih akan tetap memonitor progresnya.

"Potensi dari lapangan tidak semata dilihat dari perkiraan cadangannya, banyak hal yang mempengaruhi keekonomiannya. Sehingga semua akan lebih jelas dengan melakukan kegiatan eksplorasi. Yang jelas adalah investor akan lebih tertarik bila data yang tersedia lebih banyak, karena itu akan mengurangi nilai resiko lapangan tersebut," ujarnya.

Oleh sebab itu, selain insentif dan kemudahan-kemudahan yang diberikan, pemerintah juga mempunyai pekerjaan rumah untuk mengevaluasi kembali biaya-biaya operasi kegiatan di sektor hulu migas. Misalnya seperti biaya pengeboran, yang dikenal lebih mahal dibandingkan negara lain. "Hal ini akan secara langsung meningkatkan keekonomian lapangan tersebut," ujarnya.

Untuk diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan potensi temuan di Blok Andaman II menjadi magnet tersendiri bagi para invetor kakap untuk kembali datang ke Indonesia. Terutama setelah beberapa tahun lalu banyak dari mereka yang memutuskan untuk keluar.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan bahwa perusahaan raksasa migas dunia yang sempat hengkang akan datang lagi ke Indonesia. Salah satunya disebabkan adanya potensi temuan sumber daya migas di Blok Andaman II yang juga menjadi faktor pendorong.

Menurut Arifin hal tersebut ia ketahui ketika pihaknya melakukan road show ke berbagai negara. Adapun dari hasil road show tersebut beberapa investor telah memberikan respon.

Sehingga saat ini tergantung bagaimana upaya pemerintah menciptakan iklim investasi yang menarik dan investor migas dunia mau datang kembali menanamkan investasinya di tanah air.

"Satu itu faktornya (Andaman). Kedua juga dengan krisis energi yang saat ini dialami, otomatis memang harus dicari sumber-sumber baru yang bsa merespon shortage itu dan mengamankan suplai jangka panjang," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (20/7/2022).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan wilayah Andaman kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar dunia. Terutama jika Repsol selaku operator Blok Andaman III kembali mengulang kesuksesan yang dilakukan oleh Premier Oil di Andaman II.

"Blok Andaman III kan oleh Repsol, kalau ini ketemu juga ini bisa menjadi penemuan besar dunia. Kalau di sana ketemu, menyebarnya ke Thailand karena arahnya ke sana jadi luar biasa kalau ada," katanya.

Tutuka mengatakan potensi sumber daya untuk Blok Andaman II sendiri rata rata sekitar 6 Trillion Cubic Feet (TCF). Ia pun optimistis jika potensi sumber daya Blok Andaman III tidak akan jauh dari potensi Andaman II.

"Sekarang discovery ini gak ada yang besar. Kalau dia nanti ketemu besar (Andaman). Ini kan ngebor setelah sumur Timpan (Andaman II), satu nanti sumur Rencong (Andaman III) itu akan kita lihat," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Genjot Produksi Migas 2025, PHR Bor 5 Sumur-Pakai Teknologi EOR