Punya Potensi Migas Terbesar, PR Ini Harus Dituntaskan RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut temuan sumber daya migas di Wilayah Kerja Andaman berpotensi membuat area ini menjadi penemuan yang terbesar di dunia. Setidaknya potensi migas itu berada di Blok Andaman I, Blok Andaman II, dan Blok Andaman III.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan Indonesia sendiri mempunyai potensi migas yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Namun, pemerintah juga mempunyai sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus segera dituntaskan di sektor hulu migas saat ini.
Menurut Moshe, selain insentif dan kemudahan berusaha yang diberikan, pemerintah juga mempunyai pekerjaan rumah untuk mengevaluasi kembali biaya-biaya operasi kegiatan di sektor hulu migas. Misalnya seperti biaya pengeboran, yang dikenal lebih mahal dibandingkan negara lain.
"Hal ini akan secara langsung meningkatkan keekonomian lapangan tersebut," ujar Moshe kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/7/2022).
Di samping itu, ia juga menilai temuan migas merupakan tahapan awal dalam menjaring minat para investor untuk kembali datang ke Indonesia. Mengingat, masih ada proses panjang ke depannya untuk memvalidasi atas temuan tersebut. Sehingga para investor masih akan tetap memonitor progresnya.
"Potensi dari lapangan tidak semata dilihat dari perkiraan cadangannya, banyak hal yang mempengaruhi keekonomiannya. Sehingga semua akan lebih jelas dengan melakukan kegiatan eksplorasi. Yang jelas adalah investor akan lebih tertarik bila data yang tersedia lebih banyak, karena itu akan mengurangi nilai resiko lapangan tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan bahwa perusahaan raksasa migas dunia yang sempat hengkang akan datang lagi ke Indonesia. Salah satunya disebabkan adanya potensi temuan sumber daya migas di Blok Andaman II yang juga menjadi faktor pendorong.
Menurut Arifin hal tersebut ia ketahui ketika pihaknya melakukan roadshow ke berbagai negara. Adapun dari hasil roadshow tersebut beberapa investor telah memberikan respon.
Sehingga saat ini tergantung bagaimana upaya pemerintah menciptakan iklim investasi yang menarik dan investor migas dunia mau datang kembali menanamkan investasinya di tanah air.
"Satu itu faktornya (Andaman). Kedua juga dengan krisis energi yang saat ini dialami, otomatis memang harus dicari sumber-sumber baru yang bsa merespon shortage itu dan mengamankan suplai jangka panjang," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (20/7/2022).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan wilayah Andaman kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar dunia. Terutama jika Repsol selaku operator Blok Andaman III kembali mengulang kesuksesan yang dilakukan oleh Premier Oil di Andaman II.
"Blok Andaman III kan oleh Repsol, kalau ini ketemu juga ini bisa menjadi penemuan besar dunia. Kalau di sana ketemu, menyebarnya ke Thailand karena arahnya ke sana jadi luar biasa kalau ada," katanya.
Tutuka mengatakan potensi sumber daya untuk Blok Andaman II sendiri rata rata sekitar 6 Trillion Cubic Feet (TCF). Ia pun optimistis jika potensi sumber daya Blok Andaman III tidak akan jauh dari potensi Andaman II.
"Sekarang discovery ini gak ada yang besar. Kalau dia nanti ketemu besar (Andaman). Ini kan ngebor setelah sumur Timpan (Andaman II), satu nanti sumur Rencong (Andaman III) itu akan kita lihat," ujarnya.
(pgr/pgr)