Aceh! Serambi Mekkah yang Punya Potensi Migas Terbesar Dunia

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
21 July 2022 14:25
Malacca Strait PSC, doc.EMP
Foto: Malacca Strait PSC, doc.EMP

Jakarta, CNBC Indonesia - Peluang pemerintah untuk menghidupkan kembali kejayaan Kilang LNG Arun di Aceh dalam beberapa tahun mendatang semakin terbuka lebar. Terutama setelah adanya temuan cadangan gas di Blok Andaman II oleh Premier Oil. Terlebih lagi, saat ini Repsol sedang berupaya mengebor cadangan migas baru di Blok Andaman III, diharapkan temuan cadangan migasnya menyerupai Blok Andaman II sehingga Indonesia akan memiliki temuan migas terbesar di dunia.

Asal tahu saja, sekarang sebagian besar fasilitas di Arun menganggur atau tidak digunakan lantaran pasokan gas di sekitarnya sudah menciut. Sementara, dengan adanya temuan sumber gas di wilayah Andaman, diharapkan fasilitas-fasilitas tersebut dapat hidup kembali.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan wilayah Andaman di perairan laut Aceh ini kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar di dunia. Terutama jika Repsol selaku operator Blok Andaman III kembali mengulang kesuksesan yang dilakukan oleh Premier Oil di Andaman II.

"Blok Andaman III kan oleh Repsol, kalau ini ketemu juga ini bisa menjadi penemuan besar dunia. Kalau di sana ketemu, menyebarnya ke Thailand karena arahnya ke sana jadi luar biasa kalau ada," katanya.

Tutuka mengatakan potensi sumber daya gas untuk Blok Andaman II sendiri rata rata sekitar 6 Trillion Cubic Feet (TCF). Ia pun optimistis jika potensi sumber daya Blok Andaman III tidak akan jauh dari potensi Andaman II.

"Sekarang discovery ini gak ada yang besar. Kalau dia nanti ketemu besar (Andaman). Ini kan ngebor setelah sumur Timpan (Andaman II), satu nanti sumur Rencong (Andaman III) itu akan kita lihat," ujarnya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mencatat, Blok Andaman II merupakan blok yang sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi perusahaan migas kakap global seperti BP juga tertarik untuk masuk ke blok tersebut. Andaman II bahkan digadang-gadang bakal menjadi Blok Masela kedua.

"Hopefully kalau benar ini ada giant discovery kita punya infrastruktur yang sudah ready di sana mudah-mudahan bisa menghidupkan Arun lagi," ujarnya saat ditemui di Bali, Selasa (28/9/2022).

Keinginan Dwi itu menjadi harapan semua pihak, terutama di tengah kondisi penurunan produksi migas secara nasional yang masih terus berlangsung. Adapun, penemuan di Blok Andaman II diperoleh setelah Premier Oil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 pada kedalaman air 4.245 kaki. Sumur di bor secara vertikal total pada kedalaman 13.818 kaki di bawah laut

Berdasarkan pengujian, sumur mengalirkan gas sebesar 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD). Premier Oil Andaman Ltd. akan segera melakukan studi evaluasi post drill untuk menentukan langkah eksplorasi selanjutnya dalam usaha mengkomersialisasikan penemuan ini di lepas pantai cekungan Sumatera Utara.

Seluruh Mata Dunia Menyoroti RI

Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan menilai penemuan cadangan migas beberapa waktu lalu di Blok Andaman II rupanya telah mencuri perhatian para investor migas kakap dunia. Bahkan mereka para investor hulu migas kini tengah menunggu hasil dari kegiatan eksplorasi di wilayah Andaman.

Tumbur menyebut Andaman area yang meliputi Andaman I, Andaman II, Andaman III mempunyai prospect resources atau sumber daya gas yang cukup besar. Sehingga, menjadi salah satu target bagi para explorer dunia untuk turut bermain di hulu migas RI.

"Semua mata memang sedang menunggu hasil eksplorasi dari Andaman area, apabila sukses bisa merupakan salah satu world class discovery dan memberikan pengetahuan baru untuk para explorationist dalam mencari oil and gas di daerah sekitarnya, " ujar Tumbur

Tumbur menyadari bahwa kondisi global saat ini memang memerlukan pasokan migas baru. Terutama yang selama ini sangat berkurang karena adanya isu pandemi covid-19 dan sebagainya.

"Dengan didominasi penemuan gas ini membantu proses transisi atau decarbonization di masa yang akan datang," kata dia.

Namun demikian, kemungkinan yang akan menjadi kendala adalah terkait ekosistem, Infrastruktur dan regulasi yang terintrgrasi. Khususnya agar hasil temuan eksplorasi ini dapat dikembangkan dan diproduksi secepatnya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan temuan gas di Blok Andaman II menjadi salah satu magnet tersendiri bagi para investor kakap untuk kembali datang ke Indonesia. Terutama setelah beberapa tahun lalu banyak dari mereka yang memutuskan untuk keluar dari Indonesia.

Menurut Arifin hal tersebut ia ketahui ketika pihaknya melakukan road show ke berbagai negara. Adapun dari hasil road show tersebut beberapa investor telah memberikan respon, sehingga saat ini tergantung bagaimana upaya pemerintah menciptakan iklim investasi yang menarik.

"Satu itu faktornya (Andaman). Kedua juga dengan krisis energi yang saat ini dialami, otomatis memang harus dicari sumber-sumber baru yang bsa merespon shortage itu dan mengamankan suplai jangka panjang," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (20/7/2022).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gempar! Potensi Migas Terbesar Dunia Ada di RI, Ini lokasinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular