Internasional

Keras! Erdogan Minta Pasukan AS Angkat Kaki dari Wilayah Ini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 21/07/2022 11:15 WIB
Foto: Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada pleno KTT NATO di Brussels. (AP/Olivier Matthys)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta agar pasukan Amerika Serikat (AS) menarik diri sepenuhnya dari wilayah Suriah Timur. Hal ini ditegaskannya dalam sebuah pidato, Rabu (20/7/2022).

Mengutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Erdogan menyebutkan bahwa keberadaan pasukan AS di wilayah Suriah tepatnya di Timur Sungai Efrat telah menghambat proses perdamaian yang ditekan dalam Proses Astana.

Pasalnya, wilayah itu juga merupakan pusat dari pemberontak Kurdi yang kontra dengan Ankara namun dekat dengan Washington.


"Amerika harus meninggalkan timur Efrat sekarang. Ini adalah hasil yang keluar dari Proses Astana," ujarnya satu hari setelah KTT proses Astana dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi.

"Turki mengharapkan ini juga karena Amerikalah yang memberi makan kelompok teroris di sana."

Erdogan pun bahkan melontarkan tuduhan bahwa AS telah melakukan pelatihan untuk kelompok Kurdi. Ia juga mengatakan Ankara mungkin akan meluncurkan operasi anti-teror kembali bila AS masih berada di wilayah itu.

"Anda lihat staf (militer) Amerika di sana melatih anggota organisasi teroris. Selama pelatihan ini, mereka mengibarkan bendera rezim di sana. Mengapa?," tambah figur muslim terkuat dunia itu.

"Tugas mereka adalah melakukan aksi teroris terhadap tentara Turki di sana. Di sini juga, mereka berpikir jika mereka menipu tentara Turki dengan mengibarkan bendera rezim di sana. Kami tidak akan tertipu."

Pemberontak Kurdi sendiri secara berkala mencoba menyerang pasukan Turki di Suriah Utara. Pasukan Turki pun berada di wilayah itu untuk menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan dan melindungi penduduk setempat dari dominasi kelompok pemberontak yang dicap teroris itu.

Turki telah lama mengkritik AS yang bekerja sama dengan kelompok Kurdi yang diduga ikut melawan kelompok ISIS. Negeri Anatolia itu berulang kali menyatakan bahwa keputusan untuk menggunakan satu kelompok teroris untuk melawan kelompok teroris lainnya merupakan langkah yang tidak masuk akal.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Perang Iran-Israel, Erdogan: Upaya Sabotase Perundingan Nuklir Iran